Produksi industri manufaktur kelas mikro dan kecil tumbuh 0,76% pada kuartal I-2016 (q to q) dari 131,98 pada kuartal IV-2015 menjadi 132,98. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kenaikan terjadi cukup signifikan, yakni 5,91% dari 125,56.
"Industri manufaktur untuk mikro dan kecil naik cukup signifikan pada kuartal I-2016," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/5/2016). Dalam rinciannya, kenaikan tertinggi (q to q) terjadi pada kelompok kertas dan barang dari kertas 13,95%. Kemudian komputer, barang elektronika dan optik sebesar 13,35% dan mesin dan perlengkapan 12,37%.
Ada juga yang mengalami penurunan, yaitu kelompok pengolahan tembakau 6,71%, barang logam bukan mesin dan peralatannya 7,70% dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan sebesar 7,75%. "Pengolahan tembakau mengalami penurunan produksi karena memang pada musimnya," jelasnya.
Sementara itu, untuk industri manufaktur besar dan sedang justru mengalami penurunan 1,34% (q to q) dari 129,56 menjadi 127,83. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year) naik 4,08% dari 122,81. "Kalau melihat kuartal I-2015 dibandingkan dengan kuartal IV-2014 juga ada penurunan. Biasanya bergantung terhadap belanja pemerintah," papar Suryamin.
Suryamin merincikan, kelompok kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan tumbuh 5,6%, logam dasar 3,76% dan alat angkutan lainnya 3,51%. Kelompok kertas dan barang kertas justru mengalami penurunan 5,73%, karet, barang dari karet dan plastik turun 7,66% dan pengolahan tembakau 9,99%. "Industri kertas contohnya itu kan untuk keperluan kantor seperti ATK. Jadi karena belum banyak order jadi industrinya menurun di kuartal I," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment