Dewan Energi Nasional (DEN) meragukan hasil eksplorasi uranium yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). BATAN diminta memperjelas di mana saja tepatnya potensi uranium sebesar 7.000 ton tersebut berada.
"Potensi 7.000 ton itu perlu diperjelas ada di mana. Saya pernah mau mendatangi yang di Kalan itu, tapi kata BATAN sudah ditinggalkan, tidak ada orang lagi di sana," kata Anggota DEN, Rinaldy Dalim. Dia menambahkan bahwa potensi uranium di Kalan, Kalimantan Barat, bukan temuan baru. Potensi di sana telah lama diketahui dan sudah pernah diteliti bahwa tidak ekonomis untuk dikembangkan.
"Penemuan di Kalan itu sudah puluhan tahun lalu, tapi nggak ekonomis untuk dikembangkan," ujarnya. Selain belum benar-benar akurat besaran dan lokasi potensi uranium di Indonesia, rencana untuk pengembangannya juga belum jelas. Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang dibuat pemerintah, energi nuklir adalah alternatif terakhir bila sumber-sumber energi lainnya tak bisa dikembangkan.
"Kita sudah tetapkan bahwa nuklir adalah pilihan terakhir, itu sudah disetujui DPR juga. Memang keputusannya tidak bulat, tapi kalau sudah ditetapkan maka yang tidak tidak setuju juga harus mengikuti," paparnya. Daripada mengembangkan nuklir, sambung Rinaldy, lebih baik Indonesia mengembangkan sumber-sumber energi lain yang lebih murah dan ramah lingkungan, seperti panas bumi, air, angin, matahari, dan sebagainya.
"Kita masih punya banyak sumber energi lain yang lebih aman dan lebih murah," tutup Rinaldy. Sebelumnya, BATAN mengaku beberapa waktu lalu melakukan eksplorasi mineral radioaktif (bahan galian nuklir) di beberapa daerah di Indonesia. Hasilnya, ditemukan sejumlah potensi uranium di beberapa tempat.
Sebelumnya, temuan potensi mineral uranium telah ditemukan BATAN berada di daerah Kalan, Melawi, Kalimantan Barat. Selain Kalan, ada beberapa daerah yang potensial lainnya memiliki kandungan uranium, seperti di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Sibolga Sumatera Utara, dan Biak Papua. BATAN menghitung besaran potensi uranium di Indonesia mencapai 7.000 ton.
No comments:
Post a Comment