Thursday, May 1, 2014

PT Bina Bangun Wibawa Mukti Akan Kelola Kilang Gas Di Tambun Bekasi

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bekasi pada sektor minyak dan gas, PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM), akan mengambil alih pengolahan kilang gas di Blok Tambun dan Pondok Tengah pada akhir 2016. Saat ini pengelolaan gas buang di kawasan ekplorasi PT Pertamina itu masih dikerjakan bersama oleh PT BBWM dan PT Odira Energy Persada, yang membangun kilang gas dengan investasi senilai US$ 15 juta.

"Kerja sama berlangsung sepuluh tahun, lalu sepenuhnya menjadi milik BUMD Bekasi melalui mekanisme build operate and transfer (BOT) atau sistem bangun guna serah," kata Direktur Utama PT BBWM Prananto Sukodjatmoko, dalam siaran persnya yang diterima, Kamis, 1 Mei 2014.

Pembangunan kilang gas dimulai 2004 lalu dan pengelolaannya berakhir pada 23 November dua tahun mendatang. Kilang tersebut mengolah gas alam menjadi elpiji dengan kapasitas produksi 32 juta kaki kubik per hari. Adapun total potensi gas yang belum dieksplorasi bisa meningkat hingga 70 juta kaki kubik per hari.

Menurut Prananto, produksi elpiji Bekasi mampu memenuhi 40 persen kebutuhan konsumsi di Pulau Jawa yang mencapai sebesar 9,9 ribu ton per hari. Dari keseluruhan kontribusi tersebut, sebanyak 80 persen elpiji dipasok untuk kebutuhan industri dan 20 persen sisanya disalurkan kepada masyarakat sebagai elpiji bersubsidi. "Jadi, cadangan gas Kabupaten Bekasi salah satu yang terbesar di Pulau Jawa," kata Prananto.

Kerja sama PT BBWM-PT Odira Energy Persada dilakukan dengan sistem bagi hasil. Selama ini pembagian keuntungan yang masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bekasi rata-rata Rp 35 miliar per tahun.

Sebelum diambil alih, PT Odira Energy Persada masih memiliki kewajiban mengganti aset kilang yang sudah usang. Saat ini audit kilang sedang dilaksanakan tim independen, di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, hasil sementara menyebutkan bahwa 50 persen peralatan kilang gas seperti kompresor, pipa, dan filter harus diremajakan. "Sehingga saat kilang gas resmi diambil alih produksi tidak shut down (berhenti)," kata Direktur Operasional PT BBWM Adhi Fadilah.

Setelah kilang gas diambil alih, BUMD Bekasi berencana mengelola gas dari hulu sampai hilir secara mandiri. Untuk pengembangan investasi, PT BBWM segera membangun satu sampai dua kilang baru dengan pembiayaan mandiri.

Pembangunan satu kilang gas baru diperkirakan membutuhkan dana US$ 35 juta atau setara dengan Rp 420 miliar, dengan perincian sekitar US$ 25 juta untuk infrastruktur kilang dan lahan. Adapun sisanya, US$ 10 juta, dipakai untuk pengadaan pipa-pipa distribusi dari kilang ke pelanggan. "Semestinya pendapatan dari gas bisa meningkat dua kali lipat," kata Direktur Keuangan PT BBWM Eko Budhi Purnawan.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Bekasi, cadangan gas bumi di wilayah itu mencapai 19 miliar kaki kubik. Volume gas sebesar itu diperkirakan tak habis dieksplorasi sampai 30 tahun mendatang. Sedangkan cadangan minyak bumi yang dikelola PT Pertamina mencapai 195 miliar barel.

Potensi ini setara dengan Blok Cepu. Minyak dan gas tersebut tersebar di tujuh blok, yakni Dadaku, Rancajawa dan Pondok Tengah Utara (Kecamatan Muaragembong), blok Pondok Makmur (Kecamatan Cabangbungin), dan blok Tegalpancing (Kecamatan Sukarami).

Dua blok sudah dieksplorasi yaitu Pondok Tengah dengan kapasitas produksi 2000 barel minyak mentah per hari dan lapangan Tambun (30 sumur), Kecamatan Babelan 12.000 barel per hari. Di blok Tengah, cadangan minyaknya mencapai 35 juta kaki kubik. Gas buang atau disebut flare gas dari dua blok inilah yang kini dikelola PT BBWM.

"Harapan kami adalah BBWM bisa menjadi BUMD Pertama yang bisa mengelola Kilang sendiri dan bisa menjadi contoh bagi BUMD lainnya," ujar Corporate Communication Manager PT BBWM, Hilaludin Yusri.

No comments:

Post a Comment