Badan usaha milik negara di bidang agrobisnis, farmasi, dan perdagangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), memutuskan menunda rencananya mengakuisisi peternakan sapi di Australia. Rencana itu terancam batal karena depresiasi nilai mata uang (kurs) dan harga sapi yang terus meningkat. "Awal dulu kami memperhitungkan kursnya Rp 9.600, namun makin ke sini sampai Rp 12 ribu per dolar Amerika Serikat," katanya ketika dihubungi, Kamis 1 Mei 2014.
Menurut Ismed, rencana akuisisi peternakan sapi Australia dinilai sudah tidak rasional lagi secara bisnis. Selain itu, belum terbitnya izin impor dari Kementerian Pertanian menjadi alasan RNI menunda akuisisi. Sebab, izin impor dan investasi akan dijalankan perseroan secara beriringan. "Jadi, kami menunggu hingga rupiah menguat dan izin dikantongi," ujarnya.
Maka, kata dia, selama nilai kurs dolar AS masih tinggi, kecil peluang bagi perseroan melakukan akuisisi. RNI sebelumnya berencana mengakuisisi minimal 51 persen saham perusahaan ternak sapi di Australia. Perseroan menyiapkan dana Rp 350 miliar untuk membeli perusahaan ternak berkapasitas 50-500 ribu ekor sapi. Rencananya, sumber pendanaan 30 persen dari kas internal dan 70 persen pinjaman bank.
Menurut Ismed, langkah terdekat yang akan dilakukan RNI adalah mengharapkan izin impor 3.000 ekor sapi segera terbit. "Kami sudah mengurus izinnya selama 6-8 bulan. Kalau sudah dapat, kami akan mengimpor," katanya. Rencana akuisisi peternakan sapi Australia mengemuka sejak pertengahan tahun lalu. Pemerintah melalui perusahaan pelat merah berencana membeli lahan peternakan sapi seluas 1 juta hektare di Australia untuk mengatasi kekurangan pasokan daging di dalam negeri.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pemerintah masih akan mengatur rencana RNI mengakuisisi peternakan sapi di Australia. Dorongan pemerintah dilakukan melalui negosiasi bilateral di antara kedua negara. Syarat yang diajukan Australia di antaranya kandang yang dimiliki RNI harus memenuhi standar Australia. Saat ini pembahasan yang dilakukan RNI secara business-to-businessdengan calon mitra di Australia masih terus berjalan. "Tak ada jalan untuk tidak memiliki peternakan di sana," katanya di Jakarta, kemarin.
Dahlan mengatakan rencana pembelian peternakan sapi di Australia bertujuan untuk mengatasi harga daging sapi di pasar domestik agar stabil. Pemerintah menargetkan, setelah membeli lahan peternakan, pasokan daging sapi nasional tidak akan kekurangan lagi.
No comments:
Post a Comment