Ada pemahaman masyarakat yang mesti diubah soal investasi. Selama ini banyak orang berpandangan untuk bisa berinvestasi harus memiliki uang banyak. Pandangan itu keliru. Menurut para pakar keuangan, kunci sukses investasi adalah waktu, bukan jumlah uang. Dengan uang yang sedikit sekalipun, kemapanan finansial bisa dicapai jika berinvestasi sejak dini.
Apalagi sekarang sudah banyak produk finansial yang bisa dibeli dengan uang ‘kecil’. Salah satunya adalah obligasi Saving Bond Ritel. Jangan keder dulu mendengar namanya. Obligasi ini adalah instrumen utang terbaru Kementerian Keuangan yang digunakan untuk membiayai anggaran pendapatan dan belanja negara.
Produk ini menarik lantaran memiliki banyak kelebihan. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan obligasi Saving Bonds Ritel 001 (SBR 001) hanya bisa dimiliki oleh investor individu dan masyarakat biasa. “Banyak kelebihan yang bisa didapat dari SBR,” kata dia saat peluncuran SBR 001, Jumat, 2 Mei 2014.
Pertama, tingkat kupon atau imbal hasil 8,75 persen. Besaran imbal hasil ini berfluktuasi sesuai dengan tingkat suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Maksudnya, jika suku bunga LPS naik, maka tingkat kupon akan mengikuti. Pada saat ditawarkan, suku bunga dasar SBR 001 adalah suku bunga LPS saat ini sebesar 7,5 persen ditambah spread 1,25 persen menjadi 8,75 persen.
Sedangkan jika suku bunga LPS naik menjadi 8 persen, maka kupon SBR 001 ikut berkembang menjadi 9,25 persen. Namun, ini hebatnya, kalau sebaliknya suku bunga LPS turun menjadi 7 persen, kupon SBR 001 tidak akan lebih rendah dari angka 8,75 persen. “Floor rate tetap ada di 8,75 persen,” kata Robert.
Hal itu berbeda dengan Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Sukuk Retail. Robert mengatakan tingkat suku bunga ORI tetap. Beda lainnya, tidak seperti ORI dan Sukuk yang bisa dijual di pasar sekunder sebelum waktu jatuh tempo, SBR harus dipegang oleh pembeli sampai dengan jatuh tempo.
Tingkat kupon yang ditawarkan untuk periode tiga bulan pertama (31 Mei hingga 20 Agustus 2014) adalah 8,75 persen. Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Pembayaran kupon tanggal 20 setiap bulan. Pembayaran kupon pertama kali pada 20 Juni 2014.
Adapun target indikatif SBR dipatok sebesar Rp 2,5 triliun. Obligasi ini akan ditawarkan pada 20 Mei dan jatuh tempo pada 20 Mei 2016. Minimum pemesanan sebesar Rp 5 juta dan maksimum Rp 5 miliar. Untuk memenuhi target penjualan, agen penjual akan mengadakan kegiatan pemasaran ke 17 kota pada masa penawaran. Untuk masyarakat yang berminat disediakan 21 agen, terdiri dari 18 bank dan 3 perusahaan sekuritas.
Menurut Robert, penerbitan obligasi ini merupakan langkah pemerintah untuk memperdalam pasar dan memperluas investor domestik. Pemerintah masih terus terbitkan obligasi untuk refinancing dan menutup defisit anggaran. Kementerian Keuangan merilis obligasi retail perdana bernama Saving Bonds Ritel 001 (SBR001). Penerbitan surat utang yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara tersebut ditawarkan mulai hari ini, Jumat, 2 Mei 2014 hingga 22 Mei 2014.
Wakil Menteri Keuangan Any Ratnawaty mengatakan kupon atau imbal hasil SBR001 ditetapkan dengan acuan tingkat suku bunga penjaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). "Penerbitan obligasi ini merupakan langkah mengembangkan pasar surat utang negara domestik," kata Anny saat acara peluncuran SBR001 di Gedung Frans Seda, Kementerian Keuangan.
Penjatahan terhadap pembeli SBR001 akan dilakukan pada 26 Mei 2014 dan settlement (penyelesaian) pada 30 Mei 2014. Adapun obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 20 Mei 2016. Minimum pemesanan untuk SBR001 sebesar Rp 5 juta dan maksimum pemesanan sebesar Rp 5 miliar.
Tingkat kupon yang ditawarkan untuk periode tiga bulan pertama (31 Mei-20 Agustus 2014) adalah sebesar 8,75 persen. Angka itu dihitung berdasarkan tingkat bunga penjaminan LPS pada saat penetapan sebesar 7,5 persen ditambah spread yang nilainya tetap sebesar 1,25 persen. Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Penyesuaian tingkat kupon ini didasarkan pada suku bunga LPS ditambah 1,25 persen dengan kupon minimal (floor) 8,75 persen.
"Pembayaran kupon dilakukan pada tanggal 20 setiap bulan. Pembayaran kupon pertama kali pada 20 Juni 2014," ujar Anny. Untuk memenuhi target penjualan dengan distribusi yang merata di seluruh Indonesia, agen penjual obligasi investor retail ini akan mengadakan kegiatan pemasaran ke 17 kota selama masa penawaran. Untuk masyarakat yang berminat disediakan 21 agen, terdiri atas 18 bank dan tiga perusahaan sekuritas.
No comments:
Post a Comment