PT PLN (Persero) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 218,7 triliun pada kuartal III 2014. Jumlah itu naik 18,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya senilai Rp 184,7 triliun.
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, mengatakan peningkatan pendapatan karena volume penjualan tenaga listrik juga naik 6,3 persen dibanding tahun lalu, menjadi 146,8 terawatt hour (TWh). "Kenaikan tarif tenaga listrik secara berkala per dua bulan juga menjadi salah satu sebab lain," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 11 November 2014.
Seperti diketahui, tarif listrik untuk golongan I-3 perusahaan terbuka telah naik 8,6 persen per dua bulan. Sedangkan golongan I-4 naik 13,3 persen per dua bulan. Pemerintah juga menetapkan tarif listrik disesuaikan setiap bulan-menyesuaikan harga minyak mentah dunia dan kurs rupiah- mulai pertengahan tahun ini.
Menurut Bambang, total aset Perseroan pada triwulan III 2014 menjadi Rp 621,3 triliun, atau tumbuh 4,3 persen. Di sisi lain, beban usaha pada triwulan III 2014 juga naik 14,9 persen menjadi Rp178,3 triliun. Peningkatan beban usaha ini terutama karena peningkatan konsumsi dan kenaikan harga bahan bakar.
Laba usaha badan usaha milik negara ini, kata Bambang, tercatat sebesar Rp 40,4 triliun atau tumbuh 37,1 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan laba bersih Perseroan meningkat menjadi Rp 15,3 triliun, atau naik sebesar Rp 36,7 triliun dibanding periode tahun 2013. "Saat itu perusahaan masih mengalami kerugian sebesar Rp 21,4 triliun," kata Bambang.
Perseroan juga terus melakukan efisiensi, di antaranya dalam pos biaya kepegawaian dan pemeliharaan. Menurut Bambang, hingga triwulan III 2014 biaya pemeliharaan dan pegawai masing-masing turun Rp 187,3 juta dan Rp 264,8 juta per pegawai. Jumlah itu turun dari periode yang sama tahun 2013, yang mencapai Rp 188,5 juta dan Rp 276,5 juta per pegawai.
No comments:
Post a Comment