Tuesday, August 25, 2015

Kedelai Edame Asal Jember Berhasil Rambah Pasar Ekspor Eropa dan Amerika

PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang sayuran beku, PT Mitratani Dua Tujuh, terus memperluas pasar ekspor kedelai edamame atau kedelai Jepang, ke Eropa dan Amerika Serikat (AS).  Hal ini untuk diversifikasi pasar ekspor yang selama ini banyak terkonsentrasi ke Jepang. Kedelai edame selama ini diproduksi di Jember hingga Bondowoso di Jawa Timur.

Hingga Mei 2015, ekspor edamame Mitratani ke Eropa dan AS mencapai 575 ton. Hingga akhir tahun 2015, Mitratani menargetkan bisa mengekspor 1.200 ton edamame ke Eropa dan AS dari total ekspor ke seluruh negara yang ditargetkan bisa mencapai 7.578 ton.  "Tren ekspor ke Eropa dan AS terus meningkat dari tahun ke tahun. Pasar di sana sangat prospektif," kata Direktur Mitratani Wasis Pramono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/7/2015).

Pada 2014, ekspor edamame Mitratani ke Eropa dan AS mencapai 627,7 ton. Sedangkan pada 2013 sebesar 511,1 ton. Tahun ini, Mitratani membidik pendapatan Rp 191 miliar, tumbuh 36% dibanding 2014 sebesar Rp 140 miliar. Mayoritas penjualan dikontribusi oleh ekspor yang mencapai Rp 166,34 miliar.

Mitratani secara total menargetkan penjualan 9.395 ton berbagai macam sayuran pada tahun 2015, naik sekitar 36,4% dibanding realisasi 2014 sebesar 6.889 ton. Dari target penjualan 9.395 ton pada tahun ini, 7.578 ton adalah produk untuk ekspor. Sedangkan sisanya 1.817 ton untuk pasar lokal.

"Sekitar 80% produk kami diekspor ke Jepang, sisanya baru ke beberapa negara lain, termasuk Eropa dan AS," kata Wasis. Kedelai edamame masih mendominasi penjualan Mitratani. Ekspor edamame tahun ini ditargetkan mencapai 6.016 ton, naik sekitar 47% dibanding realisasi ekspor 2014 sebesar 4.097 ton. Penjualan ekspor lainnya datang dari komoditas okra dan buncis, masing-masing sebesar 1.386 ton dan 176 ton.

Wasis mengatakan, seperti halnya di Jepang, persyaratan untuk bisa ekspor ke Eropa dan AS sangat ketat, terutama terkait higienitas. Salah satu penunjang persyaratannya adalah audit oleh British Retail Consortium (BRC). Sertifikasi BRC terkait keamanan dan kualitas pangan harus terus diperbarui. Mitratani juga mesti bersedia diaudit secara langsung oleh pihak ketiga setiap tahunnya.

Saat ini luas lahan panen yang dikelola Mitratani mencapai sekitar 1.100 hektar yang tersebar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Mitratani juga mempunyai lahan pembenihan di Bondowoso, Jawa Timur.  "Kami sedang menjajaki pembukaan lahan baru di beberapa lokasi lain," katanya.

No comments:

Post a Comment