Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah sejak awal tahun hingga Senin (24/8) telah melemah 11,8 persen. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan depresiasi tersebut lebih dalam dibandingkan dengan pelemahan kurs yang terjadi pada tahun lalu, yakni minus 1,7 persen.
"Kurs sepanjang 2015, rupiah melemah 11,8 persen secara year to date. Mencapai level Rp 14.045 per dolar pada 24 Agustus 2015," ujar Agus dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR di gedung DPR, Selasa (25/8).
Agus menyebut pelemahan tersebut akibat tekanan global, di mana dolar Amerika Serikat menguat terhadap seluruh mata uang di dunia. Selain itu langkah bank sentral China menurunkan nilai mata uang Yuan juga turut menyumbang tekanan bagi nilai tukar rupiah.
Sementara dari dalam negeri, Agus mengatakan meningkatnya permintaan valas untuk pembayaran utang dan deviden perusahaan turut menekan rupiah. "Devaluasi Yuan hampir seluruh mata uang dunia terdepresiasi. Rupiah tercatat overshoot dan dibawah nilai fundamnetal," katanya.
Kendati demikian, mantan Menteri Keuangan itu menyebut tekanan tersebut tertahan peringkat kredit Indonesia dari S&P, dengan outlook positif. Sampai dengan penghujung 2015, Agus memprediksi rupiah akan berada pada rentang Rp 13 ribu hingga Rp 13.400, lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya di kisaran Rp 13 ribu hingga Rp 13.200.
"Menyikapi hal ini BI akan terus ada di pasar untuk stabiliasi kurs sesuai dengan nilai fundamental sehinga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
No comments:
Post a Comment