Thursday, August 27, 2015

PT Phar Indonesia Akan Bantu Pertamina Optimalkan Bisnis Non Fuel Di SPBU

PT Phar Indonesia, anak usaha dari perusahaan multinasional Phar Group yang fokus di bidang media dan pemasaran dipercaya PT Pertamina (Persero) untuk mengembangkan bisnis non-fuel di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina wilayah Jawa dan Bali.

Sepanjang tahun lalu, Phar Indonesia merancang program pemasaran dan pengelolaan ruang iklan yang ada di SPBU Pertamina yang dikelola swasta maupun individu. Targetnya adalah pelanggan mendapatkan informasi produk yang tengah diiklankan di SPBU Pertamina dan secara bersamaan pemilik SPBU Pertamina bisa memperoleh pendapatan tambahan dari bisnis non-fuel.

Phar dengan keahliannya dalam menghasilkan pendapatan dari bisnis tambahan telah membantu pemilik SPBU Pertamina mengembangkan bisnis non-fuel, sehingga mereka dapat fokus pada pengembangan bisnis inti yakni penjualan bensin.  Melalui kemampuan mengelola ruang advertorial dengan standardisasi media, Phar juga berhasil membenahi estetika sehingga memberikan pengalaman terbaik pelanggan SPBU Pertamina.

“Kami siap membantu pertumbuhan bisnis non-fuel SPBU Pertamina melalui optimalisasi ruang advertorial. Strategi Phar ini dapat membuat pemilik SPBU Pertamina untuk fokus pada bisnis inti yakni penjualan bahan bakar minyak, dan secara keseluruhan ini adalah langkah efektif untuk meningkatkan pendapatan total,” ujar Managing Director of Asia Phar Phartnerships Prem Bhatia dikutip dari keterangan pers, Jumat (28/8).

Bhatia mencatat saat ini terdapat sekitar 6 ribu SPBU Pertamina di seluruh Indonesia. Menjadikannya lokasi yang ideal bagi suatu perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasa yang dijualnya.  “Beberapa merek-merek ternama seperti AirAsia, Unilever, Yamaha, Bank BRI, Garnier, Nissan, dan sebagainya telah memanfaatkan ruang advertorial di SPBU yang kami kerjakan,” tambah Bhatia.

Ia menyebut sejumlah penelitian menyatakan bahwa beriklan di SPBU merupakan cara efektif untuk meningkatkan kesadaran akan merek atau brand awareness para pelanggan sehingga berujung pada peningkatan penjualan. Ia mencontohkan penjualan produk Unilever melonjak 754 persen saat program aktivasi selama dua bulan. Melihat bahwa terjadi peningkatan penjualan secara signifikan ditambah dengan fakta bahwa Unilever adalah satu-satunya merek di industri yang beriklan melalui SPBU tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa recall atau kemampuan merek untuk tetap diingat pelanggan jika beriklan di SPBU jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beriklan secara tradisional seperti misalnya di pinggir jalan.

Bertolak dari hal tersebut, Phar Indonesia akan terus berekspansi melalui kerjasama dengan SPBU Pertamina lainnya untuk membantu memaksimalkan pendapatan dari bisnis non-inti atau bisnis tambahan. Di sisi lain, berbekal pengalaman internasional di bidang media digital, olahraga, musik, dan transportasi, Phar tentunya memiliki sejumlah rencana pengembangan bisnis di Indonesia.

Saat ini, Phar juga telah menjadi agensi eksklusif untuk AirAsia di wilayah Asean untuk media iklan di majalah, pesawat, dan secara digital. Terkait dengan hal tersebut, Phar melalukan investasi di sektor teknologi informasi dengan menghadirkan layanan publisher trading desk.

Melalui publisher trading desk, AirAsia Indonesia mulai bulan depan dapat mampu menjalankan kampanye onlinedengan target pasar pelanggan berdasarkan usia, gender, kebangsaan, dan tujuan bepergian, dari sebanyak total 55 juta penumpang yang terbang bersama AirAsia setiap tahunnya.

Sementara itu, di bidang bisnis transportasi dan infrastruktur lainnya, Phar pada pekan lalu mengumumkan telah berhasil mendapat hak penamaan tiga stasiun di Kuala Lumpur, Malaysia. Ketiga stasiun itu akan diberi nama dari produk yang menanamkan investasinya di masing-masing stasiun, dan ini merupakan skema kerjasama yang baru pertama kali dilakukan di Asia. Prem Bhatia mengatakan,

“Kami melihat potensi yang sama besar di Indonesia seiring dengan program pemerintah yang mencanangkan investasi untuk pembangunan infrastruktur khususnya MRT di Jakarta dan bandara. Kerjasaman ini akan membawa keuntungan bagi para komuter dan membantu Indonesia bertransformasi menjadi negara berkelas dunia,” kata Bhatia.

Klien lain yang telah bekerjasama dengan Phar adalah Light Rail Manila Corp (Filipina), Rapid KL (Malaysia), Bangalore Metro (India) dan Transport for London (Inggris).

No comments:

Post a Comment