Para nasabah mungkin tak lagi bisa menikmati imbal hasil yang cukup tinggi dari deposito. Sebab, beberapa bank pada semester kedua tahun ini berencana menurunkan suku bunga deposito dalam rangka mengecilkan biaya dana atawa cost of fund. Di tengah perlambatan ekonomi, banyak para pebisnis yang tak segan mengerem ekspansi. Makanya, tren perpindahan dana nasabah dari giro ke deposito mulai semarak pada semester pertama tahun ini. Tentu saja beban yang ditanggung oleh bank kian gemuk.
PT Bank OCBC NISP Tbk semisal. Di semester pertama tahun ini, pertumbuhan deposito OCBC NISP mencapai 23%. Sedangkan giro dan tabungan masing-masing hanya bertumbuh 15% dan 16%. Alhasil, biaya dana yang ditanggung NISP berpotensi meningkat. Maka itu, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, ada kemungkinan pihaknya menurunkan suku bunga deposito. OCBC NISP bakal memilih menaikkan porsi simpanan giro dan tabungan.
Hery Gunardi, Direktur Consumer Banking Bank Mandiri bilang, pihaknya sudah menurunkan suku bunga deposito sejak April 2015. Di sisa tahun ini, penurunan bunga deposito bakal berlanjut. Namun, Hery tak menyebut berapa angkanya. Kata Hery, Bank Mandiri berharap bisa mengumpulkan dana murah dari masyarakat untuk mencukupi likuditas. Ketika biaya dana tinggi, bank mencari cara untuk menguranginya. "Bank bisa menurunkan cost of deposit dengan tetap menjaga kecukupan likuiditas," kata Hery.
Di semester pertama tahun ini, kenaikan deposito Mandiri mencapai 21,72%. Sedangkan tabungan hanya tumbuh 4,54%. Sementara, simpanan giro melesat 40,22%. Sementara di BNI, simpanan deposito malah berkurang di semester I 2015. Deposito di BNI turun 9,05% secara year on year menjadi Rp 111,16 triliun (lihat tabel).
BNI memang getol mengejar dana murah. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, porsi dana murah masih stabil yakni antara 63%-65%. "BNI akan menyesuaikan bunga sesuai perkembangan pasar dan profil risiko nasabah deposan dan kredit," imbuh Rico. Bank OCBC NISP menyebut pada semester II ini ada kemungkinan suku bunga deposito perseroan akan diturunkan. Pasalnya OCBC NISP melihat masih akan terjadi tren pergeseran dana nasabah dari giro ke deposito.
Dengan pergeseran tersebut tentu bakal membuat cost of fund perusahaan mengalami peningkatan. Seperti diketahui pada semester pertama, tercatat jumlah deposito OCBC mengalami kenaikan sebesar 23%, sedangkan untuk giro dan deposito hanya mengalami kenaikan 15% dan 16%.
Nah, pada semester II ini, Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan bahwa akan bisa menaikkan porsi tabungan giro dan deposito lebih cepat. “Namun memang hal ini tergantung kepada kondisi pasar dan kesiapan nasabah dalam memutar dananya,” ujar Parwati. Nah, terkait dengan peningkatan porsi deposito pada semester pertama kemarin menyebabkan keseluruhan cost of fund perseroan belum banyak mengalami penurunan. Nah, terkait dengan kemungkinan suku bunga pinjaman, perseroan akan menyesuaikan sesuai dengan risiko kredit.
Seperti diketahui pada semester pertama risiko kredit relatif mengalami peningkatan. Pada semester dua sebelum bank memutuskan untuk menurunkan suku bunga kredit maka harus juga memperhatikan risiko kredit yang mengalami peningkatan. Bank Mandiri mengaku pada semester dua ini, ada opsi menurunkan kembali suku bunga deposito. Penurunan suku bunga deposito ini menurut Direktur Utama Bank Mandiri sudah mulai dilakukan Bank Mandiri sejak April 2015 lalu.
Nah, terkait dengan penurunan suku bunga deposito ini menurut Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi dilakukan untuk mengurangicost of fund perseroan. Seperti diketahui pada semester pertama 2015 ini, proporsi deposito Mandiri mengalami kenaikan sebesar 19,31% sedangkan dana dari tabungan hanya naik 4,54% dan Giro mengalami kenaikan 40,22%. Menurut Budi, saat ini proporsi dana murah Mandiri sekitar 60%.
Hery tidak merinci berapa suku bunga deposito yang akan diturunkan pada semester kedua tahun ini. Namun secara umum, Hery mengatakan mengatakan tujuan bank menghimpun dana pada dasarnya adalah untuk membiayai aset produktif dan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Nah, diharapkan dana yang terkumpul adalah dana murah. Namun memang bisa saja terjadi kenaikan deposito lebih besar dari giro, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan cost of fund.
“Untuk itu bank perlu memikirkan cara menurunkannya. Kalau kebutuhan likuiditas bank untuk pembiayaan asset dan likuiditas diperkirakan bisa dipenuhi maka bank bisa menurunkan cost of deposit dengan tetap menjaga kecukupan likuiditas bank,” ujar Hery. Nah, ketika ditanya mengenai opsi penurunan suku bunga kredit setelah penurunan suku bunga deposito, Hery mengatakan ada opsi juga ke arah tersebut ke depan. Namun sebelum memutuskan untuk menurunkan suku bunga kredit, bank harus mempertimbangkan beberapa hal.
Pertama adalah terkait dengan risiko kredit secara umum, cost of fund bank dan tren suku bunga BI Rate. Apabila faktor tersebut menurun, maka menurut Hery tidak tertutup kemungkinan suku bunga pinjaman akan mengikutinya.
No comments:
Post a Comment