Pemerintah mengaku telah melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang negara (SUN) di pasar sekunder senilai Rp 900 miliar. Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan aksi ini dilakukan setelah melihat kondisi pasar yang buruk sejak 12 Agustus hingga 21 Agustus lalu.
"Jumat (21/8) kemarin market juga bergejolak, in case pasar memburuk dan banyak yang tidak mau memegang surat utang, kami lakukan buyback," ujar Robert di kantornya, Senin (24/8). Transaksi beli kembali surat utang negara (SUN) tersebut dilakukan Kemenkeu pada Rabu (12/8) dengan melaksanakan transaksi pembelian kembali SUN secara langsung di pasar sekunder dengan menggunakan fasilitas dealing room Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).
SUN yang ditransaksikan pada hari itu meliputi dua seri SUN dengan jumlah atau nilai nominal yang dibeli Pemerintah sebesar Rp 401,29 miliar. Sementara langkah buyback kedua kali dilakukan pada Jumat (21/8) secara langsung di pasar sekunder dengan menggunakan fasilitas dealing room DJPPR.
Seri yang dibeli kembali yakni FR0048 dengan jumlah pembelian sebanyak 320 ribu unit senilai total Rp 320 miliar. Seri berkupon 9 persen dan jatuh tempo 15 September 2018 itu dibeli di harga rerata terimbang 101,9 persen.
Seri lain yang dibeli kembali yaitu FR0036 sebanyak 180 ribu unit senilai Rp 180 mliar. Seri berkupon 11,5 persen dan jatuh tempo 15 September 2019 tersebut dibeli di harga rerata tertimbang 109,95 persen. Transaksi ini bertujuan mengelola portofolio SUN dengan sasaran menarik seri-seri obligasi negara fixed rate yang kurangliquid. “Transaksi ini sekaligus memberikan dukungan untuk SUN yang umumnya sedang mengalami tekanan jual,” ujar Robert.
Robert tidak menampik jika keadaan rupiah hari ini yang menembus Rp 14 ribu mampu menyebabkan arus modal keluar lebih besar pada penutupan perdagangan hari ini Jika hal itu terjadi lagi, ia mengaku pemerintah siap melakukan buy back. "Hari ini juga akan kami pantau kalau di penutupan hari ini banyak capital outflow tentu kami sudah berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) kalau diperlukan buyback. Kami tidak mau over react, kami tahu pasar sedang merah, tapi kalau diperlukan buyback kami akan lakukan," ujar Robert.
No comments:
Post a Comment