Bagian dari rencana ini, sebanyak 11.000 ekor sapi indukan dijadwalkan tiba pada akhir Agustus ini. Namun, keterlambatan proses lelang dan administrasi membuat kedatangan sapi indukan tertunda. Diharapkan 11.000 ekor sapi indukan yang dibeli dari Australia bisa tiba pada bulan September.
"(Tertunda) Karena masih pada proses pelelangan, ada proses administrasi untuk perizinan mengangkut sapinya dari Australia ke sini, tapi semua on the track, kemungkinan September sudah bisa datang, kira-kira 11.000 ekor akan masuk," kata Muladno. Meski baru 22.000 ekor sapi saja yang sudah terkontrak, pihaknya yakin dapat mendatangkan 30.000 ekor sapi indukan sampai akhir tahun ini. Nantinya, sapi indukan impor tersebut akan disalurkan ke provinsi-provinsi yang membutuhkan. Sapi-sapi tersebut rencananya dibagikan ke kelompok-kelompok ternak yang sudah biasa mengembangbiakan bibit.
"(Sapi indukan) Akan dibagikan ke banyak provinsi, ke kelompok-kelompok. Untuk verifikasinya kita sudah terjunkan juga sampling, di sana sudah siap atau belum infrastrukturnya," ujarnya.
Selain itu, ada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPDT) juga akan menerima sapi indukan yang diimpor Kementan. UPTD akan diminta mengembangbiakan sapi-sapi indukan itu dan anak-anak sapi yang dihasilkan akan disumbangkan ke kelompok-kelompok ternak yang berada di bawah pendampingan UPTD.
Sebelumnya Bulog sudah mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengimpor sapi siap potong sebanyak 50.000 ekor untuk 2015. Bulog juga mendapatkan alokasi impor daging beku sebanyak 10.000 ton. Selain itu, pemerintah berencana menerbitkan izin impor sapi bakalan 200.000-300.000 ekor sapi untuk alokasi triwulan IV-2015, untuk kebutuhan triwulan I-2016.
Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menggenjot impor sapi indukan untuk meningkatkan populasi sapi di dalam negeri. Tanpa impor sapi indukan, swasembada daging sapi sulit tercapai. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Muladno Bashar menuturkan bahwa dirinya telah menyampaikan kepada Menko Perekonomian Darmin Nasution agar pemerintah sebisa mungkin mendorong impor sapi indukan. Tahun depan diusulkan ada 500.000 ekor impor sapi indukan, sedangkan tahun ini 30.000 ekor dalam proses pengadaan.
"Kemarin waktu rapat di Kemenko saya sudah katakan ke Menko Pak Darmin (Nasution), kalau mau mempercepat swasembada harus dipercepat juga diperbanyak impor sapi indukannya. Makin banyak, makin cepat juga swasembada," kata Muladno kepada wartawan di Kementerian Pertanian, Jakarta, . Ia membeberkan, tahun depan pemerintah berencana mengimpor sapi indukan hingga 500.000 ekor. Rencana ini dibuat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menuju swasembada daging sapi. "Impor sapi indukan, banyaknya sampai dengan 500.000 menurut hitung-hitungan Bappenas tahun depan," ujarnya.
Muladno menjelaskan, perhitungan tersebut dibuat Bappenas berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa banyak sapi betina produktif yang dipotong. Akibatnya terjadi depopulasi sapi dalam beberapa tahun terakhir. Untuk mengembalikan populasi sapi paling tidak pada tingkat populasi yang sama dengan tahun 2011, yakni 14 juta ekor sapi, dibutuhkan sapi indukan sampai 500.000 ekor. "Sekarang ini banyak betina produktif dipotong, untuk bisa kembalikan ke populasi yang nyaman lagi itu menurut Bappenas kira-kira butuh 500.000 ekor," paparnya.
Impor sapi indukan hingga 500.000 ekor tersebut kemungkinan besar akan dilakukan oleh pemerintah melalui Perum Bulog. Sapi indukan yang diimpor direncanakan akan dititipkan di feedloter milik swasta. Sebab, PT Berdikari, BUMN yang bergerak di bidang peternakan, tak memiliki kandang yang cukup besar untuk menampung hingga 500.000 ekor. Sedangkan tahun ini, pengadaan sapi indukan sebanyak 30.000 ekor melibatkan importir swasta.
"Kami mengusulkan kemarin yang mengimpor negara, uangnya pakai APBN, kemungkinan melalui Bulog. Sapinya nanti diwajibkan untuk dipelihara di feedloter swasta, kalau BUMN nanti nggak cukup tempatnya," ungkap Muladno. Namun, pemerintah masih menghitung lagi berapa sapi indukan yang mampu diimpor tahun depan. Pasalnya, anggaran pemerintah terbatas.
"Pak (Menko Perekonomian) Darmin Nasution bilang kalau 500.000 ekor nggak mungkin itu, kebanyakan. Duitnya dari mana, berapa pasnya, nah itu belum dirapatkan. Nanti realisasinya berapa kan tergantung duitnya," katanya.
No comments:
Post a Comment