Saturday, August 29, 2015

Penjual Ikan Koi Raup Keuntungan Saat Nilai Tukar Rupiah Melemah

Saat rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika, para pedagang ikan koi justru untung. Para eksportir ikan hias bisa mengambil kesempatan menjual ikan hias lokal bersaing di kelas internasional.

"Di saat dolar tinggi, ikan hias merupakan salah satu komoditas unggulan mengungkap potensi sumber daya yang melimpah dan pasar internasional yang prospektif," kata Direktur Pengembangan Produk Nonkonsumsi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan Maman Hermawan, Minggu, 30 Agustus 2015.

Kesempatan ini, kata Maman tidak terlepas dari komponen, bahan baku, dan bahan pendukung yang dibutuhkan untuk ikan hias adalah barang lokal. Berbeda dengan barang lain yang masih ada unsur impornya. Rata-rata pertumbuhan nilai ekspor ikan hias pada periode 2000-2013 mencapai 8,4 persen per tahun dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Nilai ekspor ikan hias, kata dia, semakin meningkat setiap tahun. Saat ini nilai ekspor ikan hias mencapai US$ 30 juta. Nilai itu lumayan tinggi. Saat ini, ekspor besar-besaran ikan hias akan dilakukan langsung ke Tiongkok. Di sana sudah tersedia lahan enam hektar untuk karantina ikan hias dari Indonesia yang akan dipasarkan ke negara-negara Eropa dan lainnya.

Harga ikan koi memang berbeda-beda tergantung ukuran, warna, dan kesehatan ikan. Satu ekor ikan koi berukuran kecil ada yang murah ada juga yang mahal tergantung warna, motif, dan kondisinya. Harga yang lumrah, jika ikan koi berukuran mencapai 50 sentimeter seharga Rp 1 jutaan. Namun, harganya bisa fantastis tinggi.

Maman mengatakan ekspor ikan hias saat ini sudah masuk ke Iran. Umumnya ikan yang berukuran besar. Sedangkan pasar ke negara-negara Uni Eropa ukurannya yang kecil-kecil. "Negara kita ini luar biasa. Contohnya red arwana hanya ada di Pontianak. Kita juga punya ikanrainbow asli Papua," kata Maman.

Menurut Sugiarto Budiono, Ketua Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI), para breeder koi kadang ada yang menjual ikan bagus dengan harga rendah. Sebab, mungkin karena butuh uang, sehingga ikan yang seharusnya menjadi bibit yang bagus dijual murah. "Padahal, bibit yang lain belum tentu sebagus itu," kata dia.

No comments:

Post a Comment