Tekanan jual investor asing terhadap saham-saham berkapitalisasi besar membuat indeks melanjutkan koreksi. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan siang ini ditutup melemah 8,67 poin (0,17 persen) ke level 5.135,33. Saham yang berpindah tangan sebanyak 3,4 miliar lembar saham senilai Rp 2,1 triliun. Asing mencatat penjualan bersih Rp 291 miliar.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan sentimen negatif di bursa regional ditambah merosotnya harga minyak dunia menjadi penyebab lemahnya IHSG. "Sinyal jelek dari bursa Asia mendorong pelaku pasar, khususnya investor asing, menjual saham," katanya.
Turunnya harga minyak dunia tidak hanya berdampak pada pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat, tapi juga berimbas pada aset-aset keuangan di pasar berkembang, termasuk saham di Bursa Efek Indonesia.
Menurut Satrio, investor asing saat ini sedang dalam posisi net sell, sehingga tren IHSG masih akan terus melemah. Pasalnya, saham-saham jualan asing adalah saham-saham penggerak IHSG, seperti Bank BRI (BBRI), Astra Internasional (ASII), atau Semen Indonesia (SMGR).
Ia menyarankan investor untuk bersabar dan menunggu tren bearish IHSG mereda. Bila indeks sudah mencapai level support 5.088 dan ada sinyal berbalik arah, investor bisa kembali masuk ke pasar. "Utamakan beli saham-saham blue chip yang harganya mulai turun," ujar Satrio.
Bursa Asia cenderung melemah hingga pukul 12.45 WIB. Indeks Nikkei 225 melemah 0,61 persen, indeks Hang Seng merosot 0,92 persen, indeks KOSPI Korea menyusut 0,3 persen, dan bursa Malaysia melemah 0,21 persen.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia kemungkinan menguat pada hari ini, Rabu, 3 Desember 2014. Analis dari LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan penguatan indeks menjelang penutupan tahun ditopang oleh aksi poles laporan keuangan atau window dressing para emiten.
"Menjelang tahun baru dan di tengah pergantian pemerintah baru, pelaku pasar memiliki banyak harapan. Emiten pun berlomba melakukan window dressing," kata Lucky
Lucky memperkirakan IHSG akan bergerak pada interval 5.190 hingga 5.200. Menurut dia, indeks akan menguat bersamaan dengan laporan surplus neraca perdagangan Oktober sebesar US$ 20 juta. Laporan tersebut membuat investor semakin optimistis terhadap prospek ekonomi domestik.
Membaiknya neraca perdagangan membuat IHSG bertahan pada tren positif di tengah gejolak ekonomi global, Bursa Asia cenderung bergeral variatif akibat data kinerja manufaktur Cina yang turun dari 50,8 ke level 50,3 serta tingkat pengangguran di Eropa berada pada level 11,5 persen.
Namun, kata Lucky, fundamental ekonomi domestik masih dalam masa konsolidasi setelah kenaikan harga bahan bakar. Dampak kenaikan harga BBM akan terasa pada tiga bulan ke depan. Saham yang direkomendasikan Lucky untuk dikoleksi hari ini antara lain Astra Internasional (ASII), Bank Mandiri (BMRI), Bank BRI (BBRI), PT Aneka Tambang (ANTM), dan Medco Energi International Tbk (MEDC).
No comments:
Post a Comment