Thursday, December 11, 2014

Saham Garuda Lepas Landas Setelah Harga Minyak dan Direktur Utamanya Turun

Analis saham dari PT MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan harga saham Garuda Indonesia berpeluang untuk terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu ke depan. Sebab, ujar dia, turunnya harga minyak membawa angin segar bagi kinerja Garuda. "Harga minyak mempengaruhi 30 persen beban operasi Garuda," tuturnya, Kamis, 11 Desember 2014.

Di tengah ramainya pemberitaan pengunduran diri Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar, saham GIAA menunjukkan peningkatan. Saham perusahaan dengan kode GIAA tersebut mengalami kenaikan dari 610 menjadi 620 (level tertinggi) sepanjang Kamis.

Reza mengatakan penurunan harga minyak menguntungkan Garuda menjelang akhir 2014. Bahkan ada harapan, jika harga minyak turun ke level US$ 60 per barel, bisa terjadi kenaikan margin yang signifikan. "Ini bisa terjadi di tengah peningkatan jumlah penumpang menjelang akhir tahun," ujarnya.

Namun kenaikan saham GIAA ini dipastikan tak akan berlangsung permanen. "Hanya momen, sementara waktu," tutur Reza. Sebab, investor cenderung menunggu laporan kondisi keuangan perusahaan pada triwulan keempat 2014.

Seperti diketahui, Emirsyah Satar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda Indonsia. Surat permohonan pengunduran diri sudah dikirimkan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno pada Senin lalu. Pengunduran diri Emirsyah terungkap melalui surat yang dilayangkan Garuda untuk Direktur Pencatatan Bursa Efek Indonesia.

Mundurnya Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Emirsyah Satar, membawa sentimen positif bagi saham Garuda. Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 10 Desember 2014, harga saham Garuda berada dalam tren positif.

Sesaat setelah pembukaan perdagangan, saham Garuda langsung melejit dari 610 ke 620. Ini adalah level tertinggi yang dicapai saham berkode GIAA tersebut hingga pukul 14.30 WIB. Saham GIAA sempat berada di level terendah 610, sama dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Satu jam sebelum penutupan bursa, volume perdagangan saham GIAA mencapai 13,16 juta lembar dengan nilai Rp 8,11 miliar.

Analis MNC Securities, Reza Nugraha, menyatakan kenaikan harga saham Garuda bertepatan dengan mundurnya Emirsyah Satar dari kursi direktur utama perusahaan pelat merah itu. Namun, kata dia, melambungnya harga saham Garuda juga tidak bisa dilepaskan dari faktor menurunnya harga minyak dunia. "Penurunan harga minyak memunculkan harapan akan menurunnya biaya operasional perusahaan," kata Reza kepada Tempo.

Namun, jika dibandingkan dengan harga saat listing, saham GIAA relatif menurun. Saat penawaran saham perdana (IPO) tahun 2011, saham GIAA ditawarkan di level 750 per lembar. Dalam setahun terakhir, saham GIAA sempat berada di level terendah 415

Emirsyah Satar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Surat permohonan pengunduran diri Emirsyah sudah dikirimkan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno yang mewakili pemerintah selaku pemegang saham Garuda.

Pengunduran diri Emirsyah terungkap melalui surat dari PT Garuda Indonesia yang ditujukan kepada Direktur Pencatatan PT Bursa Efek Indonesia, Kamis, 11 Desember 2014. Surat tersebut ditandatangani Direktur SDM dan Umum Garuda Indonesia Heriyanto A.P.

Disebutkan surat pengunduran diri Emirsyah ditujukan kepada Menteri Rini pada Senin, 8 Desember 2014. Surat Emirsyah sudah diterima oleh pihak PT Garuda Indonesia pada Rabu, 10 Desember 2014.

Dalam surat direksi PT Garuda bernomor GARUDA/JKTDI/20348/14 itu juga dijelaskan pengunduran diri Emirsyah akan dimintakan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan diselenggarakan pada Jumat, 12 Desember 2014.

"Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, pengunduran diri tersebut akan efektif setelah disetujui oleh rapat umum pemegang saham," demikian isi surat tersebut. Emir menjabat Dirut Garuda sejak Maret 2005. Masa jabatan Emirsyah sebenarnya baru berakhir pada Maret 2015. Belum diketahui apa alasan Emir mengundurkan diri.

No comments:

Post a Comment