PT Adhi Karya (Persero) Tbk (Adhi) akan mengembangkan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) guna membantu mengurai kemacetan di Ibu Kota. Konsep trem kota ini telah diusulkan perseroan kepada pemerintah selaku pemegang saham mayoritas menyusul pembatalan rencana pembangunan monorail.
"Saat ini proposal sedang kami proses, kami ajukan kepada pemerintah dan nanti harapannya dibuatkan perpres (peraturan presiden) penugasan karena ini (akan) mempercepat (kerja) kami," kata Direktur Utama Adhi Kiswodarmawan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (20/3).
Menurut Kiswodarmawan, teknologi LRT relatif lebih mudah diadaptasi karena lebih terbuka dibandingkan monorail yang lebih sedikit dikembangkan. Selain itu, kereta duo rail yang memanfaatkan listrik ini lebih cocok bagi Jakarta karena dianggap lebih lebih fleksibel dalam melakukan manuver di perkotaan yang sudah padat oleh bangunan.
"Kalau mereka (MRT) kalau nggak salah 3 meteran dimensi modanya. Kita pilih yang 2,7-2,8 meter, lebih lecil dikit, dan tiap moda itu kita pendekin sehingga radius putarnya tidak memerlukan radius yang besar. Diharapkan maksimum radiusnya 25 sampai 30 meter sehingga lebih flexibel mengikuti (infrastruktur) existing yang ada," tuturnya.
Sebagai tahap awal, Adhi Karya akan membuka rute Cibubur - Cawang- Semanggi - Grogol sebagai pilot project. BUMN konstruksi ini memperkirakan kebutuhan investasi proyek LRT tahap pertama mencapai Rp 9 triliun hingga Rp 10 triliun. Sebagian pendanaan akan menggunakan anggaran penyertaan modal negara (PMNB) yang akan cair Rp 1,4 triliun pada tahun ini.
"Rp 3 triliun dari kas perseroan dan sisanya berasal dari pinjaman bank baik lokal maupun asing," ujar Kiswodarmawan. Untuk mendukung pembangunan LRT, Kiswodarmawan mengatakan Adhi Karya akan menggandeng konsultan dari Singapura, SMRT, dan perusahaan pabrikan gerbong dari Tiongkok. Selanjutnya, perseroan juga merencanakan untuk membangun rute Bekasi Timur - Cawang. "Tapi tidak tahap satu karena PMN ini kita pakai untuk tahap satu," ujarnya.
Proyek tersebut, lanjut Kiswodarmawan, akan dibangun di atas tanah negara dan untuk tahap awal diharapkan rampung pada 2018. Sebanyak 360 ribu penumpang per hari ditargetkan dapat diangkut setelah moda ini beroperasi. "Cawang-Cibubur kira-kira hanya 15 menit ini, dan garha tiketnya sekitar Rp 15 ribu. Tapi tidak ada macet kan," tutur Kiswodarmawan.
Bangun Properti
Seperti kebanyakan investasi di sektor infrastruktur, Kiswodarmawan mengatakan Adhi Karya baru akan balik modal pada tahun ketiga atau keempat setelah operasional. Oleh karena itu, perseroan berencana membangun properti di titik-titik stasiun LRT yang akan dikembangkan.
"Nanti berbarengan dengan (pengembangan LRT) itu akan mengembangkan properti di sepanjang titik stasiun yang akan dikembangkan," ujar Kiswo. Kendati demikian, Kiswo belum bersedia menyampaikan daftar titik-titik stasiun tersebut.
No comments:
Post a Comment