Survei yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan keyakinan konsumen menguat pada Januari 2015. Indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan lalu tercatat sebesar 120,2 atau meningkat dari 116,5 pada Desember 2014. Penguatan ini didorong oleh meningkatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang, terutama pada aspek kegiatan usaha dan penghasilan.
Hasil survei bank sentral juga menunjukkan konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga pada April 2015 masih menurun. Penurunan terbesar diprediksi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Hal tersebut ditengarai terjadi karena pengaruh penurunan harga bahan bakar minyak pada awal 2015.
“Meningkatnya IKK ini menjadi salah satu indikator membaiknya ekonomi ke depan,” tulis BI dalam laporannya. Menurut BI, selain penurunan harg bahan bakar minyak, faktor yang turut mendorong keyakinan konsumen adalah banyak pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan pemerintah serta membaiknya kondisi ekonomi.
Secara regional, peningkatan IKK terjadi di sembilan kota dengan peningkatan indeks tertinggi terjadi di Bandung (25,1 poin) dan Banten (14,4 poin). Sedangkan berdasarkan tingkat pengeluarannya, peningkatan IKK tertinggi terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 4-5 juta per bulan.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti menuturkan sebenarnya Indonesia masih mempunyai perekonomian domestik yang kuat ke depan. "Apalagi dengan empat program pemerintah utama, yaitu untuk sektor infrastruktur, energi, pangan, dan maritim," kata Destri dalam acara Global Market dan Geopolitical Outlook 2015.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, Selasa, 3 Maret 2015, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Februari masih kuat. Tercatat, IKK pada bulan Februari 2015 sebesar 120,2 atau sama dengan bulan sebelumnya. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, apabila dari sisi komponennya maka IKK relatif stabil. Hal ini, katanya, didorong oleh peningkatan optimisme konsumen terhadap kondisi saat ini.
"Keyakinan konsumen dapat mengimbangi penurunan optimisme terhadap kondisi ekonomi selama enam bulan mendatang," ujar Tirta dalam keterangannya di laman BI. Hasil survei yang dilakukan BI juga menunjukkan bahwa konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga pada Mei 2015 masih dalam tren menurun. Adapun penurunan terbesar, lanjut Tirta, terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Tirta mengungkapkan, tekanan kenaikan harga pada enam bulan ke depan atau di Agustus 2015 diperkirakan menurun dari bulan sebelumnya. Ini, seiring dengan kembali normalnya permintaan usai hari raya Idul Fitri.
Sementara itu, dia pun menekankan bahwa responden juga memproyeksikan, peningkatan jumlah tabungan pada enam bulan akan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi demikian, terindikasi dari pelemahan indeks perkiraan jumlah tabungan sebesar 2,9 poin pada enam bulan mendatang dibandingkan indeks bulan sebelumnya.
Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan keyakinan konsumen pada Februari 2015 masih kuat dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2015 tercatat sebesar 120,2, sama dengan Januari 2015, atau menguat 3,7 poin dibandingkan Desember 2014.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, relatif stabilnya IKK didorong oleh peningkatan optimisme konsumen terhadap kondisi saat ini yang dapat mengimbangi penurunan optimisme konsumen terhadap kondisi enam bulan mendatang.
"Secara regional, sebanyak 12 kota mengalami penurunan IKK dengan penurunan indeks terbesar terjadi di Makassar (-12,0 poin) dan Padang (-9,8 poin). Sementara itu, peningkatan IKK terjadi pada enam kota lainnya yaitu Samarinda (9,5 poin), Bandar Lampung (6,3 poin), Surabaya (4,2 poin), Semarang (1,9 poin), Medan (1,6 poin), dan Palembang (0,3 poin)," jelas Tirta, Selasa (3/3).
Hasil survei tersebut menunjukkan persepsi konsumen membaik terhadap kondisi ekonomi saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya. Pasca mengalami penurunan pada Januari 2015 sebesar 0,5 poin, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) bulan Februari meningkat sebesar 0,6 poin menjadi 110,3.
Peningkatan IKE tersebut dipengaruhi oleh kenaikan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama sebesar 2,6 poin di tengah penurunan indeks ketersediaan lapangan kerja sebesar 0,9 poin.
Penguatan IKE pada Februari 2015 terjadi di lima kota, dengan peningkatan tertinggi di Samarinda (12,8 poin) dan Surabaya (8,8 poin). Berdasarkan tingkat pengeluaran, peningkatan IKE terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 3-4 juta per bulan.
No comments:
Post a Comment