"Selain mengangkat Rizal Ramli, jabatan Wakil Komisaris Utama akan dipegang oleh Pradjoto yang merupakan Ketua Dewan Etik Perbanas. Susunan RUPST ini tentunya sudah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan," jelas Mantan Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo selepas RUPST, Selasa (17/3).
Selain Rizal Ramli dan Pradjoto, masuk juga sejumlah nama baru dalam struktur dewan komisaris BNI, yakni Mantan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, mantan Direksi Bank Danamon Joseph Fellipus Peter Luhukay, Dosen Universitas Trisakti Pataniari Siahaan, mantan Dirut bank Mandiri Zulkifli Zaini, dan Akademisi UGM Revrisond Basywir.
Sebelum RUPST, jajaran komisaris BNI dihuni oleh Peter B. Stok, Tirta Hidayat, Achil Ridwan Djajadiningrat, Fero Poerbonegoro, Bangun Sarwito Kusmuljono, Daniel T Sparringa, A. Pandu Djajanto, dan Kiagus Ahmad Badaruddin. Dengan demikian hanya jabatan Kiagus dan Daniel Sparringa yang aman, selebihnya tak lagi menjabat di BNI.
Rizal Ramli merupakan ekonom sekaligus politisi vokal, yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan di era pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnbo Putri. Sebelum itu, dia menjabat sebagai Kepala Bulog selama 15 bulan.
Di bawah bendera organisasi Komite Bangkit Indonesia (KBI) yang diketuainya, Rizal kerap mengkritisi kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, yang merupakan kegiatan rutinnya di era Orde Baru. Rizal tercatat juga pernah mendirikan lembaga think-tank ECONIT Advisory Group bersama rekan politiknya dari partai banteng, Laksamana Sukardi.
ECONIT sendiri saat ini dipimpin oleh ekonom Hendri Saparini, yang belum lama ini ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dalam jajaran perusahaan telekomunikasi BUMN ini, Hendri ditemani oleh Dolfie Othniel Frederic Palit, yang merupakan mantan Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan.
Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memutuskan menunjuk Achmad Baiquni sebagai Direktur Utama yang baru. Adapun perombakan direksi tersebut hanya menyisakan seorang direktur dari masa kerja sebelumnya. "Hari ini RUPST mengangkat Achmad Baiquni sebagai Direktur Utama BNI yang baru. Selain itu, nantinya beliau akan ditemani beberapa jajaran direksi lainnya yang juga merupakan wajah-wajah baru," ujar Gatot selepas RUPST BNI di Jakarta, (17/3).
Keputusan rapat tersebut sekaligus mengakhiri posisi Gatot M. Suwondo yang sudah menduduki kursi Direktur Utama selama tujuh tahun terakhir. Gatot diketahui merupakan ipar mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain mengganti Gatot, pemerintah selaku pemegang saham mayoritas juga melakukan perombakan besar-besaran.
Direktur dari jajaran direksi lampau yang tersisa hanyalah Sutanto yang terakhir menjadi Direktur Risiko. Sementara, empat di antaranya adalah General Manager BNI yang dipromosikan menjadi direktur. Sebelum ditunjuk sebagai Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni merupakan Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI). Selain Achmad, mantan direksi BRI lain yang juga masuk jajaran direksi BNI yang baru adalah Suprajarto, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jaringan dan Layanan BRI.
Di dalam jajaran direksi BNI yang baru ini, Suprajarto akan ditempatkan sebagai wakil Direktur Utama mendampingi Achmad Baiquni. Yang menarik, dari sepuluh direktur dalam jajaran direksi sebelumnya saat ini dipangkas menjadi sembilan direktur yang delapan di antaranya merupakan penguni baru.
Lebih lanjut, selain dari BRI, terdapat dua nama lagi yang berasal dari perusahaan lain. Rico Rizal Budidarmo tercatat terakhir kali menjabat sebagai Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Sementara, Herry Sidharta diketahui sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perum Jamkrindo.
Sebelumnya, pengamat memprediksi PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) bakal mengalami perombakan manajemen mencapai 60 persen. Hal itu merespon dari rencana pemerintah merombak manajemen beberapa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Analis PT Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja menjelaskan, berdasarkan regulasi, direksi BUMN hanya dapat dipilih maksimal dua kali dan tiap masa jabatannya 5 tahun. Jika diangkat pada pertengahan masa jabatan, maka dianggap sebagai satu kali masa jabatan. “Beberapa direksi BRI sudah tidak menjabat lagi dan BNI akan mengalami pergantian manajemen sebesar 60 persen,” ungkapnya
Berikut Susunan Direksi BNI Masa 2015-2019
- Direktur Utama: Achmad Baiquni.
- Wakil Direktur Utama: Suprajarto.
- Direktur: Rico Rizal Budidarmo.
- Direktur: Herry Sidharta.
- Direktur: Adi Sulistyowati.
- Direktur: Bob Tyasika Ananta.
- Direktur: Anggoro Eko Cahyo.
- Direktur: Imam Budi Sarjito.
- Direktur: Sutanto.
No comments:
Post a Comment