PT Federal Karyatama, produsen minyak pelumas sepeda motor Federal Oil menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10 persen sepanjang tahun ini. Perusahaan belum berencana melakukan koreksi atas target penjualan tersebut meskipun penjualan sepeda motor pada dua bulan pertama 2015 terlihat lebih lesu dibanding tahun sebelumnya.
"Tahun ini kami targetkan pertumbuhan penjualan seluruh segmen minimum sebesar 10 persen. Saya tekankan bahwa angka ini angka minimum, karena sebenarnya pemegang saham menginginkan target penjualan dua digit," ujar Presiden Direktur Federal Karyatama Patrick Adhiatmadja di Jakarta, Rabu (25/3).
Patrick menyebutkan penjualan total Federal Oil tahun lalu mencapai 60 juta liter, sehingga dia berharap perusahaannya pada tahun ini bisa menjual minimal 66 juta liter produk pelumas ke masyarakat. Meskipun memasang target pertumbuhan penjualan, namun Patrick mengaku sempat mengkhawatirkan dampak turunan dari lemahnya penjualan sepeda motor di awal tahun yang bisa memengaruhi realisasi penjualannya tahun ini.
“Kami juga sempat khawatir dengan adanya pelemahan penjualan ini, karena target pasar kami adalah sepeda motor yang memiliki umur 1 hingga 10 tahun. Sehingga sangat penting bagi kami untuk menambah konsumen dari pengguna sepeda motor baru," jelasnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Patrick tetap optimis bahwa penjualannya di akhir tahun akan mencapai target karena tren data perusahaan selalu menunjukkan adanya penguatan penjualan pada akhir tahun. “Kami belum akan koreksi target yang sudah disusun, terlalu dini untuk membuat proyeksi akhir tahun," tuturnya.
Seperti yang telah diketahui, data penjualan sepeda motor yang dirilis Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada Januari dan Februari tahun 2015 mencapai 1,05 juta unit atau lebih kecil 15,85 persen dibandingkan penjualan periode yang sama di 2014 sebesar 1,25 juta unit. Pada tahun ini, AISI juga menargetkan penjualan sepeda motor yang cenderung sama dengan tahun lalu, yaitu sekitar 6,7 juta sampai 6,9 juta unit.
Demi menunjang penjualan, Federal Oil pada akhir tahun lalu juga sudah meluncurkan produk pelumas bagi kendaraan bermotor roda empat. Mengingat produk yang diberi merek Federal Mobil Lubricant ini adalah produk baru, maka Patrick menginginkan adanya pertumbuhan penjualan yang lebih besar dibanding jenis produk Federal Oil lainnya.
"Untuk produk ini perlakuan kami berbeda. Karena based-nya kecil, maka kami harus targetkan pertumbuhan penjualan oli mobil sebesar 200 hingga 300 persen dibanding tahun kemarin. Karena kami memiliki harapan bisa menjadi pemegang pangsa pasar oli mobil terbesar kelima di Indonesia pada tiga hingga lima tahun mendatang," ujar Patrick.
Namun jika penjualan produk minyak pelumas bagi mobil ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perusahaan bisa saja untuk tidak melanjutkan produksi atas produk ini. "Tapi kita tetap optimis penjualan oli mobil meningkat, karena semakin bagus infrastruktur jalan, demand mobil juga akan meningkat," tuturnya
PT Federal Karyatama pemilik merek dagang minyak pelumas Federal Oil menargetkan bisa mengoperasikan pabrik ketiganya pada awal 2017 setelah memulai pembangunannya pekan lalu. Rencananya pabrik baru yang berlokasi di Cilegon, Banten ini memiliki kapasitas produksi 1,5 kali lipat lebih besar dibandingkan gabungan dua pabrik sebelumnya yang berlokasi di Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Presiden Direktur Federal Karyatama Patrick Adhiatmadja menjelaskan setelah pabrik baru beroperasi, nantinya dua pabrik di Pulo Gadung akan dihentikan produksinya. Rencana tersebut dibuat dengan pertimbangan lokasi pabrik yang lama sudah dianggap tidak efisien dari segi waktu distribusi.
"Pabrik ketiga diharapkan bisa beroperasi pada awal tahun 2017, pekan lalu kami sudah mulai pembangunannya meskipun masih dalam tingkatan minim. Kami bangun pabrik baru karena Pulo Gadung macetnya luar biasa, pegawai kami mengeluh terus," ujar Patrick di Jakarta, Rabu (25/3).
Patrick menjelaskan kapasitas produksi pabrik baru di Cilegon bisa mencapai 120 juta hingga 135 juta liter per tahun, atau 1,5 kali lipat dari kapasitas dua pabrik di Pulo Gadung sebesar 80 juta hingga 90 juta liter per tahun. Angka ini terbilang lebih besar dibandingkan rencana kapasitas yang disebutkan oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) pada September 2014 yang menyatakan bahwa kapasitas pabrik baru ini sebesar 100 juta liter per tahun. Mitra Pinasthika Mustika merupakan induk usaha dari Federal Karyatama.
“Untuk investasi ini, kami sudah membeli lahan seluas 2 hingga 2,5 hektare dan perizinannya sudah selesai. Rencananya pabrik ini murni akan kami gunakan untuk produksi oli saja, untuk oli motor, mobil, maupun industri nanti tergantung packaging dan blending-nya," tambahnya.
Merujuk pada laporan keuangan 2014 Mitra Pinasthika Mustika, Patrick mengatakan bahwa pembiayaan pabrik ini berasal dari initial public offering (IPO) perusahaan sebesar Rp 275 miliar ditambah dana dari penerbitan surat utang senior dengan tenor lima tahun senilai US$ 200 juta.
Patrick juga mengatakan, alasan perusahaannya memilih Cilegon sebagai basis produksi adalah faktor konektivitas yang bisa mempermudah distribusi dan masuknya suplai bahan baku. Dia mengatakan, Federal Karyatama akan mudah mendapatkan suplai bahan baku yang sebagian besar base oil karena kawasan Cilegon telah ditetapkan sebagai koridor industri petrokimia oleh pemerintah.
"Sehingga dengan adanya hal ini, ongkos mendatangkan suplai bahan baku jadi lebih rendah karena base oil dari luar negeri memang disimpan disana. Akan lebih mudah juga bagi kita untuk distribusi karena dekat dengan jalan tol, pelabuhan, dan juga rel kereta api yang merupakan bagian dari double track Pantura," ujarnya.
No comments:
Post a Comment