Sunday, March 22, 2015

Industri Musik Indonesia Terpukul Oleh Pelemahan Rupiah

Menguatnya Dollar Amerika Serikat dan loyonya Rupiah ternyata ikut memukul omzet di Surabaya Music Expo 2015, 19-22 Maret 2015. Sejumlah peserta pameran mengungkap menurunnya omzet yang hingga 50 persen sekalipun antusiasme pengunjung meningkat daripada tahun sebelumnya.

Pemilik Prima Nada, Tan Tanoko Mintaraga, yang mengatakan penjualan tahun ini menurun hingga 50 persen. "Dollar naik, harga nggak ngangkat," kata Tanoko kepada Tempo, Ahad, 22 Maret 2015.

Selama pameran tahun lalu, Tanoko mengaku bisa meraup pemasukan Rp 300-400 juta. Tapi pameran tahun ini, omzet hanya Rp 150 juta sampai hari terakhir. Bahkan, gitar yang biasanya laris manis dalam pameran tahun lalu, kini belum terjual sama sekali. "Tahun lalu, kami bisa jual 35 gitar. Tahun ini, nggak terjual satupun," kata dia.

Pameran kali ini, Tanoko lebih banyak menjual sound system dan lighting system. Hari pertama, 19 Maret 2015, Rp 140 juta berhasil didapat. Tapi hari-hari berikutnya, penjualan menyusut drastis dan hanya bisa mendapat Rp 10 juta.

Menurut Tanoko, kondisi penurunan penjualan alat musik sudah terlihat sejak Januari 2015. Menguatnya nilai dolar menyebabkan harga peralatan musik naik 10-20 persen. "Sekarang jual alat musik, ngos-ngosan," kata dia. Hal yang sama juga disampaikan Staf Dempo Mangana Pratama, Putri Ayu. "Lebih ramai tahun kemarin," ujarnya.

Sedangkan Marketing Melodia Musik, Yuslan, mengatakan antusiasme pengunjung selama pameran tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun kemarin. Meski demikian, ia mengakui bahwa penjualan masih lebih banyak selama pameran tahun lalu.  "Tahun kemarin, total omset Rp 100 juta," ujarnya. Untuk tahun ini, pihaknya hanya menjual sekitar 15 unit gitar dalam sehari dengan harga Rp 3 jutaan.

Project Manager Surabaya Music Expo 2015 Gilang Anugrah mengakui kenaikan dolar memang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pameran tahun ini. Pengaruh itu terlihat dari produk-produk baru yang sengaja tidak ikut dipamerkan. "Para peserta lebih banyak mengandalkan stok-stok lama mereka untuk dijual agar harga masih bisa terjangkau."

Pameran kali ini merupakan tahun keenam Surabaya Music Expo. Menurut Gilang, pengunjung tahun ini meningkat 35 persen dari tahun lalu. "Kalau tahun kemarin 22 ribu pengunjung," kata Gilang.

Ada 63 distributor yang menjadi peserta pameran ini. Mereka berasal dari seluruh Indonesia, diantaranya Jakarta, Jerman dan Bali. Jumlah itu hampir sama dengan tahun lalu.  Targetnya, omzet penjualan Surabaya Music Expo 2015 ini bisa mencapai Rp 45 miliar. Naik sedikit dari tahun lalu yang sebesar Rp 40 miliar. "Tapi kami optimistis tercapai. Transaksi hari pertama saja Rp 2,5 M," ujarnya.

No comments:

Post a Comment