Wednesday, March 18, 2015

Mengenal Sosok Wanita Penyebab Jatuhnya Rupiah Terhadap Dolar Amerika

Nilai tukar rupiah selalu bergerak fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kadang pergerakannya dalam rentang yang sangat lebar dalam sehari.  Baru-baru ini, dolar AS tiba-tiba menguat tajam dan membuat rupiah seperti tak berdaya. Mata uang Paman Sam menembus Rp 13.000 hanya dalam hitungan hari. Apa penyebab dolar AS begitu perkasa?

Biang keroknya adalah rumor. Rumor soal rencana bank sentral AS, alias The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya. Padahal sampai saat ini, belum ada kejelasan mengenai jadwal naiknya suku bunga tersebut. Namun hampir seluruh ekonom dan analis dunia memberikan prediksi soal jadwal naiknya suku bunga acuan itu, sehingga membuat pasar keuangan dunia gonjang-ganjing.

"Sekarang sedang ramai (investor) bermain di valuta asing karena ada perkiraan naiknya suku bunga The Fed, kebanyakan investor buy on rumors," kata Pengamat Pasar Uang, Farial Anwar, ketika , Selasa (18/3/2015). Menurut Farial, dolar AS dianggap paling menarik di tengah ketidakpastian suku bunga. Rumor ini sendiri sudah berjalan sejak 2 tahun lalu, tak lama setelah The Fed memutuskan menarik stimulus alias quantitative easing di akhir 2014.

"Sudah 2 tahun isu soal kenaikan suku bunga The Fed ini diombang-ambing. Ini menarik buat investor karena dolar AS naik terus," ujarnya. Tahun ini saja, rupiah sudah melemah lebih dari 5% terhadap dolar AS. Dolar AS makin perkasa di kisaran Rp 13.000. Pada perdagangan hari ini, dolar AS dibuka menguat di Rp 13.175 dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.162. Hingga pukul 10.25 WIB, dolar AS berada di kisaran Rp 13.160.

"Dollar Index menguat tajam terhadap seluruh mata uang dunia termasuk rupiah, tapi hati-hati dolar AS mendekati posisi tertingginya," katanya. Selama ini rupiah selalu goyang jika terjadi sesuatu di AS. Pasalnya, ketergantungan RI akan dolar AS makin tinggi, ini terlihat dari nilai impor yang juga masih tinggi.

Pemerintah sudah berniat menekan impor dengan berbagai kebijakan yang sudah dan baru diluncurkan. Hasilnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Februari 2015 turun 8,42% menjadi US$ 11,55 miliar dibandingkan Januari 2015 dan turun 16,24% dibandingkan Februari 2014.Bagi para pelaku ekonomi, nama Janet Yellen kini terkesan angker. Sebagai Gubernur The Federal Reserve/The Fed (bank sentral Amerika Serikat), perempuan ini memang bisa menentukan nasib ekonomi dunia.

Kini, apa pun pernyataan Yellen bisa menggerakkan pasar keuangan global. Misalnya pernyataan usai pertemuan Federal Open Market Committee pada Februari lalu yang menyatakan The Fed masih akan bersabar untuk menaikkan suku bunga. "Hasil kajian FOMC menyatakan perlu bersabar untuk memulai normalisasi kebijakan. Artinya, komite menilai belum ada jaminan bahwa ekonomi akan terus membaik," sebut Yellen saat itu seperti dikutip dariCNBC, Rabu (18/3/2015).

Pernyataan Yellen yang masih bersayap ini diinterpretasikan sendiri oleh para pelaku pasar. Awalnya, investor memperkirakan kenaikan suku bunga terjadi pada Juni tetapi setelah pernyataan di atas proyeksinya jadi mundur ke September.

Yellen memang tidak pernah memberi petunjuk yang jelas. Namun setiap kata-kata Yellen mengundang para 'ahli tafsir' di pasar keuangan untuk memberikan interpretasi. "Bila ekonomi terus membaik, maka komite akan mulai mempertimbangkan kenaikan The Federal Funds Rate. Sebelum itu terjadi, komite akan terus memberikan arahan kebijakan," sebut Yellen.

Kini pasar tengah harap-harap cemas karena FOMC akan menggelar pertemuan. Yellen dijadwalkan memberi keterangan pada pukul 18.00 GMT atau Kamis (19/2/2015) pukul 01.00 WIB dini hari.Pelaku pasar pun mencari-cari petunjuk soal apa yang akan dikatakan Yellen. Santer disebutkan kata sabar akan dicabut dan The Fed akan memberi petunjuk yang lebih jelas soal kenaikan suku bunga.

"Penghapusan kata sabar sudah diperkirakan investor. Ketika Yellen masih mengatakan sabar, maka dolar AS akan melemah," kata Sean Callow, Senior Currency Strategist di Westpac seperti dikutip dari Reuters. Pasalnya, ketika Yellen mengatakan The Fed masih akan menahan suku bunga maka investor akan kembali berminat untuk 'memburu' aset-aset di luar Negeri Paman Sam. Bursa saham dunia akan menguat, dan mata uang global (termasuk rupiah) bisa lebih 'perkasa'.

Namun bila Yellen tak lagi sabar, maka mata seluruh investor akan tertuju ke AS. Investasi di AS akan semakin menarik karena suku bunga naik, sehingga keuntungan pun berlipat. Pernyataan Yellen begitu 'sakti', bisa menentukan nasib dolar AS dan seluruh mata uang dunia. Maka tidak salah saat ini bisa dibilang Yellen adalah perempuan paling berkuasa di dunia.

No comments:

Post a Comment