PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan laba bersih senilai Rp 1,1 triliun pada 2014. Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar di gedung BTN, Jakarta, Selasa, 24 Maret 2015, para pemegang saham sepakat untuk membagikan dividen sebesar 20 persen atau Rp 220 miliar dari laba bersih.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan pembagian dividen tersebut lebih kecil dibanding bank pemerintah lainnya. "Tapi dari sisi aset kami ada peningkatan," kata Maryono. Ia menyebutkan, pembagian dividen kepada pemegang saham akan dilakukan pada 23 April mendatang.
Pada akhir 2014, total aset BTN bertumbuh sebesar 10,22 persen menjadi Rp 144,57 triliun. Pada periode sebelumnya, aset perseroan ada di posisi Rp 131,70 triliun. "Dengan pertumbuhan ini, BTN berada di posisi kesembilan sebagai bank nasional yang mempunyai aset terbesar," ujarnya.
Penyaluran kredit pun mengalami kenaikan sebesar 15,38 persen dari Rp 100,46 triliun menjadi Rp 116 triliun. Memikul mandat dari pemerintah untuk membantu pembangunan satu juta rumah, Maryono optimistis pertumbuhan kredit bisa meningkat 18-19 persen.
Maryono mengatakan pembangunan satu juta rumah terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama sebanyak 160 ribu rumah dialokasikan untuk rakyat miskin. Sisanya, sebanyak 400 ribu unit akan mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah dan unit sisanya merupakan perumahan nonsubsidi. "Kami akan masuk di unit subsidi dan nonsubsidi," kata Maryono.
Direktur Iman Nugroho Soeko menjelaskan BTN akan mengeluarkan obligasi senilai Rp 3 triliun. Obligasi ini, lanjut dia, akan coba diterbitkan pada semester pertama. "Obligasi ini juga bisa juga digunakan untuk membantu program satu juta rumah," ujar dia.
Selain membagikan dividen, BTN juga melakukan perubahan susunan komisaris dan direksi. Di kursi komisaris utama diisi oleh Sukardi Rinakit. Sedangkan Direktur utama masih dijabat Maryono. "Keputusan pergantian ini sepenuhnya ada di tangan pemegang saham," kata Maryono.
No comments:
Post a Comment