Saturday, March 28, 2015

Money Game MMM Alokasikan Miliaran Rupiah untuk Beriklan

Mavrodi Mondial Moneybox (MMM) atau dikenal dengan Manusia Membantu Manusia kian agresif beriklan di media massa cetak maupun elektronik. Tak tanggung-tanggung, MMM siap menganggarkan miliaran rupiah untuk biaya iklan. Firdaus Bawazier selaku perintis MMM mengakui, biaya iklan yang dikeluarkan pada media cetak harian Jawa Pos pada akhir Februari silam bernilai Rp 500 juta untuk sekali terbit. Tarif tersebut tentu berbeda dengan iklan yang disajikan pada stasiun televisi.

Akhir-akhir ini, iklan MMM ramai berseliweran di televisi swasta. Iklan MMM ini nantinya akan terdiri dari beberapa seri. "Kami sudah bayar iklan di TV sampai bulan April. Anggarannya hitung saja sendiri untuk iklan selama tiga puluh detik," ujar Firdaus .

Ketika ditanya dari mana anggaran iklan tersebut, Firdaus yang merupakan manajer 1 juta ini mengatakan bahwa biaya beriklan diperoleh dari nasabah yang mentransfer uang dengan memberikan catatan "untuk iklan". Nantinya nasabah tersebut akan mendapatkan pengembalian uang pokok 100 persen plus imbal hasil 30 persen dari nasabah lainnya.

Saat ini, MMM mengaku memiliki 5 juta nasabah aktif di seluruh Indonesia. Pihaknya menjamin sistem kali ini lebih jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Pasca-restart bulan Agustus 2014, kini MMM perlahan bangkit. Dengan dalih perbaikan sistem, arisan berantai ini mencoba menyeimbangkan antara pemberi bantuan atau provide help (PH) dengan penerima bantuan atau get help (GH). Hingga kini, PH terdiri dari 88 persen. Sementara GH sebesar 12 persen.

Setelah kembali beroperasi pada Februari 2015, ada aturan main yang sedikit berubah. Semula, minimum uang yang dapat ditransfer nasabah sebesar Rp 100.000 hingga maksimum Rp 10 juta. Kini, minimum uang yang bisa ditransfer nasabah adalah Rp 100.000 dengan maksimum penyetoran Rp 3,6 miliar.

Kekhawatiran akan terjadinya restart pada permainan uang (money game) Mavrodi Mondial Moneybox (MMM) akhirnya terjadi. Permainan uang yang di Indonesia dipoles menjadi arisan berantai Manusia Membantu Manusia (MMM) itu, mesin sistemnya dimatikan lalu dihidupkan lagi.

Langkah me-restart sistem itu dilakukan Sergey Mavrodi, pemilik sistem asal Rusia per 29 Agustus 2014. Namanya juga restart. Permainan dimulai dari nol lagi. Semua anggota arisan, termasuk para manajer harus memulai dengan kegiatan menyetor uang, yang dalam MMM disebut provide help (menyediakan bantuan) atau PH.

Padahal, sebelum mesin di-restart, ada ratusan ribu bahkan jutaan anggota arisan yang sudah menyetor. Mereka ini mestinya tinggal menikmati hasil. Sistem menjanjikan mereka mendapatkan setoran balik secara otomatis ke rekening mereka.

Setoran balik ini disebut uang get help (GH). Besarnya 130 persen, yang berarti untung 30 persen dari uang setoran. Misalnya member mengirim Rp 10 juta, dalam waktu sekitar satu bulan, yang bersangkutan akan mendapatkan setoran balik sebesar Rp 13 juta.

Nah, para member yang semestinya tinggal menikmati untung inilah yang terkena dampak. Mereka gagal mendapatkan setoran (GH) berlipat yang dijanjikan sistem. Kalaupun masih ada harapan, mereka harus menunggu dan harap-harap cemas. Jumlah mereka ini diperkirakan mencapai ratusan ribu bahkan jutaan.

Situs mmmindonesia mengklaim, pertengahan Agustus 2014 saja, member mereka sudah tembus 1,6 juta orang/akun. Khusus di Jatim. jaringan anggota arisan ini mewabah hingga pelosok desa. Paling besar, anggota mereka berada di Malang Raya. Para member yang sedang menunggu setoran balik (GH) kini pun menunggu sambil harap-harap cemas.

Berliana, member asal Surabaya, misalnya, sempat mengerutkan dahi saat membuka akun MMM miliknya, Senin (1/9/2014). Begitu akun terbuka, laman memunculkan pop up video rekaman Sergey Mavrodi. Video itu diunggah melalui Youtube, 29 Agustus 2014.

Setelah meng-klik, perempuan 30 tahun itu baru tahu, sistem MMM di-restart. Video Sergey berisi pengumuman itu. Ahli komputer dan money game ini, dalam video mengungkapkan berbagai hal tentang kondisi MMM di dunia, termasuk di Rusia dan Indonesia.

Sergey berbicara menggunakan bahasa Rusia. Dalam video yang diunggah akun mmmindonesiadotcom ini, pidato Sergey dilengkapi terjemahan bahasa Indonesia. Saat menyampaikan pernyataan, Sergey mengenakan kaus abu-abu lengan panjang.

Seperti rekaman-rekaman sebelumnya, Sergey meletakkan kedua tangan di atas kepala. Posisinya duduk dan bersandar. Suaranya datar dan sama sekali tidak menunjukkan kepanikan. Video berdurasi 3,49 menit itu hingga Jumat (5/9/2014) sudah disaksikan 54.799 viewer.

Sergey lewat video itu berusaha meyakinkan para pengikut arisan berantai. Ia menyatakan terpaksa me-restart karena usahanya memperbaiki kerusakan sistem MMM Indonesia tidak berhasil. Mesin berupa sistem teknologi informasi itu macet. Member yang mengajukan permintaan kiriman uang, tidak bisa diproses. Akibatnya, jutaan akun member gagal mendapatkan uangnya. “Kami harus menyatakan restart,” kata Sergey.

Pada akun setiap member yang berhasil mengajukan kiriman, saat ini hanya tertulis nominal uang yang menjadi haknya. Nominal itu sudah termasuk bonus 30 persen. Nah nominal itulah yang tidak kunjung menjadi uang riil dan bisa dinikmati.

Masih menurut cerita Sergey. Ada kepanikan yang malah membuat sistem MMM menjadi rusak. Dia berusaha meyakinkan dengan memberikan contoh, di Rusia sebelumnya juga terjadi kepanikan karena kebijakan pemerintah setempat yang menentang sistem MMM. Di negara asalnya, MMM juga mengalami restart.

Skema arisan berantai ala Manusia Membantu Manusia (MMM) kembali menebar jala. Tak tanggung-tanggung, skema yang sempat mandek pada akhir tahun lalu, kini malah berpromosi di media massa nasional. Tercatat 28 Februari lalu, MMM menawarkan skema ini di harianJawa Pos. Dalam iklan tersebut, MMM mengiming-imingi imbal hasil 30 persen sebulan bagi anggota yang bergabung. Bahkan, di salah satu stasiun televisi nasional, MMM membuat iklan berseri.

Tak hanya itu, awal Maret 2015, MMM gencar mengajak masyarakat bergabung dengan mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp.  Petinggi MMM di Indonesia, Firdaus Bawazier, mengakui agresif berpromosi untuk membangkitkan kembali MMM yang sempat vakum.

Sekadar mengingatkan, Agustus 2014, banyak dana anggota MMM tersangkut. Saat itu, petinggi MMM mengklaim terpaksa me-restart sistem karena jumlah penerima bantuan/dana alias get help (GH) sangat banyak, tidak sebanding dengan jumlah pemberi dana alias provide help (PH).
Untuk bergabung ke MMM, masyarakat menyetor minimal Rp 100.000. Janji imbal hasil sebulan sebesar 30 persen dari jumlah dana disetor.

Firdaus mengaku, sejauh ini ongkos beriklan mencapai miliaran rupiah. "Uangnya dari setoran anggota," ujarnya, Kamis (26/3/2015). Ia mengklaim, kini ada 5 juta anggota aktif MMM.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono menyatakan telah berkomunikasi dengan Satgas Waspada Investasi. "Kami juga koordinasi dengan Kemkominfo, termasuk media, untuk mencegah iklan-iklan seperti itu," ujarnya.

Menurut dia, OJK terus mengingatkan masyarakat agar berinvestasi secara baik dan tidak tergiur janji keuntungan atau imbal hasil investasi besar. Kebijakan restart yang dilakukan MMM disikapi beragam. Mereka yang sudah setor khawatir dananya tidak kembali. Padahal jumlah dana milik member itu jika diamulasi, nilai mencapai miliaran, bahkan triliunan. Jumlah anggota, sesuai klaim mmmindonesia.com mencapai 1,6 juta akun.

Setoran terkecil masing-masing akun adalah Rp 100.000. Dengan setoran terkecil saja, jumlah dana yang berputar mencapai Rp 160 miliar. Mereka juga menjadi ragu, dengan restart yang berarti harus menyetor uang (PH) lagi.

Mereka khawatir uang ini juga akan kembali tidak balik, sehingga kerugian mereka justru bertumpuk-tumpuk. Tapi, sebagian member lagi justru optimistis. Bagi mereka, kebijakan restart adalah sebuah harapan. Mesin akan berputar kembali, member lama akan bersedia menyetor kembali, lalu member baru tumbuh, sehingga alur kiriman uang menjadi normal.

Lalu pada gilirannya para member yang telah lama menunggu setoran, akan dengan segera bisa melihat rekeningnya terisi. Berliana, menarik napas setelah selesai menyaksikan video itu. Harapan muncul dari benak karyawan bank swasta itu setelah mendengar ada perintah PH (setor) massal dari Sergey.

Namun, Berliana sendiri mengaku sulit mengikuti saran, bos MMM asal Rusia itu. “Saya sulit melakukan PH (setor) karena tidak punya uang. Tambah sulit lagi, meyakinkan member yang ada di-downline saya. Wong uang yang awal kami setor saja belum kembali kok disuruh setor lagi. Terus tidak ada jaminan (uang kembali) kan,” katanya.

Member lain, Rudi mengaku sedikit tertolong dengan adanya video Sergey. Bukan karena video itu lantas menghasilkan uang, tapi video itu bisa digunakan untuk menenangkan para downline. Rudi yang sudah berstatus manager ini dalam beberapa pekan terakhir cukup terbebani. Puluhan partisipan yang menjadi downline-nya terus menagih uang. Begitu video Sergey muncul, pemuda asal Madura ini meminta para downlinenya ikut menyaksikan video Sergey

No comments:

Post a Comment