PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membukukan kinerja negatif di 2014. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen baja ini mencatat rugi US$ 149,8 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun (kurs dolar AS Rp 12.000).
Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan Krakatau Steel, Kamis (12/3/2015), kerugian tersebut bengkak 971% dibandingkan kerugian 2013 yang hanya US$ 13,9 juta (Rp 166,8 miliar).
Kerugian itu terjadi akibat omzet yang turun sementara beberapa pos beban ada yang naik. Omzet alias pendapatan bersih perusahaan pelat merah itu tercatat sebesar US$ 1,86 miliar di 2014, lebih rendah dibandingkan posisi tahun sebelumnya dari Rp 2,08 miliar.
Beban pokok pendapatan perusahaan ikut turun, dari Rp 1,98 miliar di 2013 menjadi US$ 1,82 miliar tahun lalu. Beban ini membuat pos laba kotor Krakatau Steel anjlok menjadi hanya US$ 41,1 juta dari sebelumnya US$ 95,6 juta.
Pos beban yang naik adalah beban umum dan administrasi yang dibukukan sebesar US$ 117,6 juta di 2014, lebih tinggi dari tahun sebelumnya US$ 95,2 juta.
Beban yang naik itu membuat emiten berkode KRAS tersebut menderita rugi operasi hingga sebesar US$ 70,4 juta di 2014, lebih tinggi dari 2013 yang sebesar US$ 14,7 juta.
Laba bersih Krakatau Steel lebih besar dari rugi operasi akibat tambahan beban keuangan dan beban rugi entitas asosiasi yang juga naik, masing-masing menjadi US$ 51,4 juta dan US$ 70,4 juta.
Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 15.45 waktu JATS, harga saham KRAS turun 6 poin (1,3%) ke level Rp 455 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 451 kali dengan volume 53.488 lot senilai Rp 2,4 miliar.
No comments:
Post a Comment