Wednesday, March 18, 2015

PT Krakatau Steel Tbk Alami Kerugian Senilai Rp. 1,8 Triliun Tahun 2104 Atau Naik 971 Persen

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)  membukukan kinerja negatif di 2014. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen baja ini mencatat rugi US$ 149,8 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun (kurs dolar AS Rp 12.000).

Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan Krakatau Steel, Kamis (12/3/2015), kerugian tersebut bengkak 971% dibandingkan kerugian 2013 yang hanya US$ 13,9 juta (Rp 166,8 miliar).

Kerugian itu terjadi akibat omzet yang turun sementara beberapa pos beban ada yang naik. Omzet alias pendapatan bersih perusahaan pelat merah itu tercatat sebesar US$ 1,86 miliar di 2014, lebih rendah dibandingkan posisi tahun sebelumnya dari Rp 2,08 miliar.

Beban pokok pendapatan perusahaan ikut turun, dari Rp 1,98 miliar di 2013 menjadi US$ 1,82 miliar tahun lalu. Beban ini membuat pos laba kotor Krakatau Steel anjlok menjadi hanya US$ 41,1 juta dari sebelumnya US$ 95,6 juta.

Pos beban yang naik adalah beban umum dan administrasi yang dibukukan sebesar US$ 117,6 juta di 2014, lebih tinggi dari tahun sebelumnya US$ 95,2 juta.

Beban yang naik itu membuat emiten berkode KRAS tersebut menderita rugi operasi hingga sebesar US$ 70,4 juta di 2014, lebih tinggi dari 2013 yang sebesar US$ 14,7 juta.

Laba bersih Krakatau Steel lebih besar dari rugi operasi akibat tambahan beban keuangan dan beban rugi entitas asosiasi yang juga naik, masing-masing menjadi US$ 51,4 juta dan US$ 70,4 juta.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 15.45 waktu JATS, harga saham KRAS turun 6 poin (1,3%) ke level Rp 455 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 451 kali dengan volume 53.488 lot senilai Rp 2,4 miliar.

No comments:

Post a Comment