Pelemahan nilai tukar rupiah ke level Rp 13 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) memberi dampak negatif pada kinerja sejumlah perusahaan. Satu diantaranya PT Trakindo Utama yang diketahui menjadi mitra bisnis Caterpillar Inc dalam memasarkan alat beratnya di Indonesia.
"Sebenarnya yang terdampak itu rekanan kami (Caterpillar) karena hampir semua komponen diimpor. Ada juga pihak lain (yang terdampak) seperti konsumen yang pendapatannya menggunakan rupiah karena penjualan alat berat kami menggunakan dolar. Jadi untuk kami pelemahan rupiah tidak secara langsung dampaknya," ujar Director and Chief Operating Officer Trakindo Ali R. Alhabsyi di Jakarta, Rabu (25/3).
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Ali bilang perusahaan akan memperbesar penjualan alat berat seperti ekskavator di sektor infrastruktur dan perkebunan. Upaya ini sejalan dengan program percepatan pembangunan infrastruktur nasional yang dicanangkan pemerintah. Disamping itu, peningkatan penjualan alat berat di sektor infrastrutur juga bertujuan untuk menyiasati masih lemahnya bisnis pertambangan yang menjadi target utama penjualan alat berat perusahaan.
"Walau industri pertambangan masih akan lemah namun kami optimistis tahun ini penjualanmachine (alat berat) bisa sampai 2.500 unit. Sementara untuk penjualan unit engine ditargetkan mencapai 1.000 unit dari tahun 2014 di kisaran 900 unit," tuturnya. Saat ini, Trakindo memiliki sedikitnya lima segmen pasar yang terdiri dari sektor pertambangan, konstruksi dan infrastruktur, maritim, perkebunan hingga sektor industri minyak dan gas bumi.
Chief Supply Chain Trakindo Roni Setyawan menambahkan untuk bisa menjaga angka penjualan alat berat, manajemen akan terus menjaga kualitas dan pelayanan kepada konsumen. Diantaranya terkait mekanisme supply chain.
"Pengelolaan supply chain dilakukan melalui integrated planning, sourcing and procurement serta warehousing and distribution. Manajemen supply chain ini memberikan manfaat optimal bagi pelanggan karena cost yang dikeluarkan pun akan lebih efisen dan efektif," katanya.
PT Trakindo Utama, perusahaan penyedia alat berat merek Caterpillar menargetkan angka penjualan tahun ini mencapai 2.500 unit, atau meningkat tipis dibandingkan realisasi 2014. Tahun lalu, Trakindo mampu menjual sekitar 2.200 unit alat berat menyusul anjloknya bisnis pertambangan yang menjadi pasar utama penjualan alat berat di Indonesia.
"Walau industri pertambangan masih akan lemah namun kami optimistis tahun ini penjualan machine (alat berat) bisa sampai 2.500 unit. Sementara untuk penjualan unit engine ditargetkan mencapai 1.000 unit dibandingkan 2014 sekitar 900 unit," ujar Director and Chief Operating Officer Trakindo Ali R. Alhabsyi di Jakarta, Rabu (25/3).
Ali mengungkapkan, keputusan manajemen untuk meningkatkan target penjualan tidak lepas dari program pemerintah yang tengah menggenjot pembangunan infrastruktur. Untuk bisa mengoptimalkan peluang tersebut, manajemen tengah menyiapkan strategi untuk bisa meningkatkan proporsi penjualan alat berat di sektor infrastruktur yang sebelumnya masih berada di bawah 20 persen.
"Penjualan sektor pertambangan memang akan turun dari 60 menjadi 40-45 persen. Namun penjualan untuk sektor infrastruktur dan konstruksi akan berada diatas 20 persen. Lihat saja, dimana-mana sudah banyak crane," tuturnya. Selain infrastruktur, Ali bilang Trakindo juga berharap pada pertumbuhan penjualan alat berat yang banyak digunakan pada industri perkebunan dan kehutanan. Untuk kedua sektor ini, manajemen optimistis memasang target proporsi penjualan mencapai 20 persen.
"Kalau sisanya lagi (20 persen) diisi oleh penjualan di sektor oil and gas dan sektor power system," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment