Tuesday, March 17, 2015

Hasil Audit Mengapa Lion Air Sering Delay

Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Muzaffar Ismail menegaskan Kementerian Perhubungan sudah memberikan laporan hasil audit soal penyebab delay Lion Air saat Tahun Baru Imlek ke Lion pekan lalu. “Siapa yang bilang belum?” kata Muzaffar saat dihubungi, Rabu, 11 Maret 2015.

Muzaffar, yang menjadi anggota tim investigasi audit dan penelantaran penumpang oleh Lion itu, mengatakan pangkal permasalahan delay terletak di Integrated Operation Control Center (IOCC) Lion Air Group. IOCC itulah yang mengatur operasional dan marketing tiga maskapai Lion Air Group, yaitu Lion Air, Batik Air, dan Wings Air. “Kan kami tanya banyak ke Lion. Nah, di situ (IOCC) bolanya,” kata Muzaffar.

Terkait upaya Kementerian mengantisipasi delay panjang dan penelantaran penumpang yang dilakukan Lion saat Imlek lalu terulang kembali, menurut Muzaffar, Kementerian telah meminta operasional masing-masing maskapai Lion Air Group dipegang oleh maskapai sendiri, bukan oleh IOCC Lion Air Group. Kementerian juga akan terus memantau on time performance Lion lewat kantor otoritas bandara.

Menurut Muzaffar, meski terjadi ketidaksinkronan antar-unit operasional dengan marketing Lion Air, rasio pesawat siap terbang dengan penerbang Lion saat terjadi delay panjang itu masih ideal. Saat delay panjang, dari 106 pesawat Lion, hanya 93 pesawat yang siap operasi. Sementara total penerbang ada 723 orang. Artinya, ada 3,5 pasang penerbang (7 penerbang) untuk mengoperasikan masing-masing 1 pesawat.
“Dengan perhitungan jam terbang yang dioperasikan Lion, rasio itu masih cukup,” ujar Muzaffar.  Muzaffar menambahkan sebenarnya antara jumlah pesawat dan jumlah penerbang masih cukup tapi koordinasinya yang kurang. Apalagi tiket sudah terjual jauh-jauh hari sebelumnya. Pasalnya, jumlah calon penumpang itu harus sama dengan pesawat yang tersedia.

Perbandingan Jumlah Pesawat dan Penerbang Lion Air:

  • Jumlah penerbang Lion: 723 orang (pilot dan kopilot) 
  • Jumlah pesawat: 106 unit 
  • Jumlah pesawat siap operasional (saat Imlek): 93 unit 
  • Jam terbang maksimum pilot: 8 jam dalam 24 jam (peraturan keselamatan penerbangan sipil/CASR) 

Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines (Lion Air), Edward Sirait, mengaku Lion belum menerima hasil audit Kementerian Perhubungan terkait penyebab delay panjang maskapai tersebut pada libur Tahun Baru Imlek Februari lalu. “Jadi saya belum bisa komentar,” kata Edward saat dihubungi, Rabu, 11 Maret 2015.

Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Muzaffar Ismail, Selasa, 10 Maret 2015, mengatakan hasil audit terhadap delay dan penelantaran penumpang oleh Lion sudah rampung. Dalam audit itu, menurut Muzaffar, Kementerian menemukan ada ketidaksinkronan koordinasi antar-unit operasional pesawat dan pemasaran Lion Air. Lion menjual banyak tiket untuk penerbangan saat Imlek di saat ketersediaan pesawat yang siap beroperasi justru tidak memadai.

Saat disebut soal temuan Kementerian Perhubungan itu, Edward malah meragukan temuan Kementerian Perhubungan tersebut. Sebab, menurut Edward, operasional dan marketing masing-masing maskapai Lion Air Group sudah diurus sendiri oleh direksi yang berbeda. Namun, Edward akan mengkonfirmasi temuan dari tim investigasi Kementerian itu. “Itu yang lagi kami godok sekarang dan harus kami konfirmasi ke unit-unit terkait kami,” ujar Edward.

Edward juga tak mau menyebutkan berapa jam terbang yang dioperasikan Lion saat delaypanjang Imlek terjadi pada 18-20 Maret 2015 lalu. Menurut Edward, kalau Kementerian sudah bilang masih cukup berarti tak ada masalah. “Kalau sudah dikatakan cukup, berarti cukup. Semua kan ada limitasinya. Memang kami punya sumber daya cukup kok untuk mengoperasikan pesawat-pesawat itu,” kata Edward.

Menurut Edward, sebenarnya dari catatan perusahaan ada beberapa penyebab delaypanjang itu, yang bermula dari tiga pesawat yang mengalami kerusakan. “Nggak perlu disebutkan, itu catatan internal kami dan belum tentu 100 persen sih,” ujar Edward.

No comments:

Post a Comment