Saturday, August 15, 2015

Kenaikan Harga Daging Sapi Karena Perusahaan Penggemukan Sapi Tahan Stok Barang

Pemerintah memberikan jatah kuota impor sapi khusus kepada Perum Bulog sebanyak 50.000 ekor sapi siap potong, dengan jatah tersebut Bulog akan melepas sapinya ke pasar bila para feedloter (perusahaan penggemukan sapi) menahan sapinya dengan tujuan harga daging naik.

"Kita punya stok, jadi bila sewaktu-waktu mereka nimbun untuk naikan harga, kami akan keluarkan stoknya," ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (15/8/2015). Djarot mengatakan, walau pemerintah memberikan kuota khusus kepada Bulog untuk impor sapi siap potong sebanyak 50.000 ekor sapi, tapi pihaknya tidak akan impor langsung sekaligus.

"Kalau kita impor semua sekaligus lalu masuk ke pasar, saya khawatir ini justru pasar jadi rusak, pengusaha juga rusak. Jatah impor itu kan sampai Desember jadi kita bisa hitung berapa yang cukup kita impor, tidak langsung semuanya," ungkap Djarot. Ia menambahkan, fungsi Bulog adalah sebagai stabilitas harga, bukan untuk menguasasi pasar. Bila pasar kekurangan pasokan dan harga naik signifikan, maka Bulog akan masuk ke pasar.

"Dengan kita punya stok sapi juga, harapan kami tidak akan ada lagi penimbunan sapi. Initinya kami ingin mengatakan kepada teman-teman feedloter, bahwa kami pemerintah punya stok dengan harga wajar, kalau kamu keluarkan harga yang wajar kami akan keluarkan harga yang wajar, tapi kalau harga kamu tidak wajar, kami akan keluar harga yang lebih wajar (lebih murah)," jelasnya.

Menurutnya, harga daging yang wajar saat ini berkisar Rp 100.000 per kilogram (kg). Permasalahan timbul, ada dari kalangan feedloter yang menginginkan laba besar sehingga memainkan supply chain (rantai distribusi), dengan menahan stok sapinya. "Harga wajar Rp 100.000 lah, mungkin bisa turun sedikit. Apalagi dengan kondisi seperti ini mereka tahan stok, cost-nya mereka kan jadi tinggi, karena harus beri pakan dan rawat sapinya, ujungnya harga jadi naik tinggi lagi, itu yang tidak boleh terjadi," ujar Djarot.

Namun pihaknya masih merahasiakan kapan akan melakukan impor sapi sesuai kuota yang diberikan pemerintah. "Ini yang belum bisa saya sampaikan karena ada beberapa pengapalan. Kalau kami kapalkan banyak, terusfeedloter lepas banyak, kan harga juga kan kasihan juga mereka harganya di bawah harga pokok," tutup Djarot.

No comments:

Post a Comment