Sunday, August 2, 2015

Laba PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Meroket Tajam Hingga 121%

Perusahaan investasi milik pengusaha nasional Sandiaga Uno dan keluarga Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan kinerja cemerlang di semester I-2015. Pada semester I-2015, perusahaan yang fokus di sektor sumber daya alam, infrastruktur dan konsumer ini, mencatat laba yang didistribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp 1,2 triliun, mengalami pertumbuhan 121% dibandingkan Semester I-2014 sebesar Rp 542 miliar.

Sektor infrastruktur menjadi pendorong utama naiknya laba bersih perseroan. Sejalan dengan indikator makro-ekonomi Indonesia, saat ini sektor infrastruktur telah menyerap 60% dari bisnis Perseroan secara keseluruhan, yang ditandai dengan peresmian jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) serta masuknya Paiton Energy ke dalam portofolio investasi Saratoga.

Peningkatan laba bersih tersebut juga dipengaruhi oleh pertumbuhan dari kinerja bisnis kilang minyak perseroan dan juga dari hasil reklasifikasi pada PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) dari metode ekuitas ke metode biaya karena efek dilusi pasca IPO Merdeka. Di sisi lain, penurunan pendapatan ADRO, MPMX dan TBIG berdampak pada menurunnya kontribusi perusahaan investasi tersebut terhadap laba bersih Saratoga sebesar 51,4% menjadi Rp 244 miliar dibandingkan dengan Rp 501 miliar tahun lalu.

Pendapatan Perseroan pada periode ini mencapai Rp 2,3 triliun dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 20 triliun. Nilai Aktiva Bersih dihitung berdasarkan nilai pasar (market value) dari perusahaan investee yang sahamnya tercatat di bursa dan nilai buku (book value) dari perusahaan investasi non-publik.

Presiden Direktur Saratoga Michael W.P. Soeryadjaya mengatakan, sebagai perusahaan investasi aktif Saratoga akan terus memperkuat portofolio investasi, untuk memastikan kinerja perusahaan dapat bertumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang

“Dalam situasi ekonomi yang melambat, Saratoga tetap menjalankan strategi untuk aktif menambah portofolio yang memiliki prospek dan nilai tambah optimal bagi Perusahaan. Kami optimis melalui strategi investasi ini Saratoga akan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan bisnis secara positif,” kata Michael dalam siaran persnya. Pada Semester I-2015, sejumlah perusahaan investasi Saratoga terus bertumbuh dengan didukung investasi pada bisnis baru sehingga memperkuat portofolio investasi Saratoga.

Di sektor infrastruktur, sejak 13 Juni 2015 PT Lintas Marga Sedaya (LMS) telah mengoperasikan jalan tol Cikopo - Palimanan (Cipali) sepanjang 116,75 kilometer. Jalan tol terpanjang di Indonesia ini mampu memberikan manfaat signifikan bagi sektor ekonomi, terutama dalam memangkas waktu tempuh dan menurunkan biaya logistik melalui jalur pantura. Berdasarkan data kepolisian, pada musim Mudik 2015 sekitar 70% pemudik dari daerah Jabodetabek memilih menggunakan jalan tol Cipali.

Bersama PT Agung Indonesia Mandiri, Saratoga telah menandatangani Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) untuk melakukan akuisisi terhadap 16,67% saham PT Batu Hitam Perkasa (BHP), pemegang 5% saham di PT Paiton Energy.

Paiton Energy merupakan perusahaan pembangkit listrik yang memiliki lisensi untuk membangun, memiliki dan mengoperasikan pembangkit / tenaga panas batubara yang berlokasi di Paiton Power Plant kompleks di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Paiton mengoperasikan dua unit pembangkit listrik: Unit 7/8 dan unit 3 dengan kapasitas total pembangkit 2,035MW.

Saratoga melalui anak usahanya PT Surya Nuansa Ceria (PT SNC) telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Puncak Jaya Berlima mendirikan PT Agra Energi Indonesia di bidang eksplorasi minyak dan gas. Saratoga memiliki kepemilikan saham sebesar 30% atau senilai US$ 7,5 juta.

Di sektor konsumer, Saratoga pada tanggal 6 Juli 2015, bersama-sama dengan perusahaan investeenya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPM) dan Golden Valley Advisors Inc. (Golden Valley) menandatangani Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) untuk mengakuisisi 51% saham PT Express Transindo Utama Tbk. (Express) dari PT Rajawali Corpora (Rajawali). Penyelesaian transaksi ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 90 hari.

“Pertumbuhan bisnis Saratoga di tengah kondisi menantang ini menjadi bukti nyata dari ketahanan model bisnis dan pertumbuhan solid dari setiap portofolio perusahaan. Saratoga akan terus mendiversifikasikan dan memperkuat portofolio dengan menjajaki setiap peluang yang potensial. Dengan portofolio investasi yang terus bertumbuh dan didukung oleh terobosan bisnis yang memberikan value tinggi, kami yakin nilai perusahaan akan terus meningkat dan memberi manfaat yang optimal kepada stakehoders dan shareholders,” jelas Jerry Ngo, Direktur Keuangan Saratoga.

No comments:

Post a Comment