Data menunjukkan, secara global peluang bisnis dekorasi ruang mencapai angka Rp 8,1 triliun. Menariknya, setiap tahun bisnis dekorasi bahkan menanjak sekitar 24%. Bukan tanpa alasan, dekorasi memang menjadi salah satu hal yang penting dalam properti. Memengaruhimood untuk di rumah maupun kantor misalnya, atau menarik perhatian pelanggan di bisnis kafe dan restoran. Bahkan menurut Gita Safitri, seorang Kontraktor Interior, interior memiliki porsi sekitar 70% hingga 80% dalam upaya menarik perhatian pengunjung.
"Sekarang kita lihat, budaya media sosial membuat kebanyakan orang lebih senang datang ke tempat yang memiliki interior menarik ketimbang biasa saja. Begitupun untuk lunch meeting, nongkrong bareng dan lain sebagainya. Suasanalah yang menjadi faktor utama," papar Gita. Meski begitu, mempercantik interior bukanlah pekerjaan mudah. Tak jarang, pemilik bisnis malah menghambur-hamburkan uang tanpa hasil karena desainnya kurang bisa menggugah selera pasar. Lantas seperti apa tren interior yang sedang marak belakangan ini?
1. Industrial Minimalism
Seperti namanya, desain ini mengacu pada konsep kawasan industri (pabrik). Saat ini, konsep Industrial Minimalism merupakan desain yang paling banyak diterapkan oleh pelaku bisnis kafe dan restoran. Konsep ini sendiri lebih mengacu pada ornamen-ornamen yang seolah belum selesai. Misalnya menampilkan jalur pipa pembuangan atau kabel di langit-langit, hingga dinding yang masih batu bata. "Industrial minimalism dikenal juga sebagai gaya yang jujur, karena mengekspos semuanya, tanpa ada yang ditutupi. Konsep ini biasanya masuk dengan warna-warna yang mengandung unsur alam (earth tone)," terang Gita.
2. Mixed Metal
Penggunaan aksesoris metal, seperti tembaga, perunggu, perak, atau besi bisa memberi kesan mewah pada ruangan. Selain itu, material metal khususnya tembaga merupakan bahan yang mudah didaur ulang (recycleable). Dengan mengusung konsep ini, Anda tak hanya menonjolkan interior yang berkualitas, tapi juga ramah lingkungan. Konsep Mixed Metal juga banyak dipadupadankan dengan Industrial Minimalism, karena industrial banyak menonjolkan unsur metal. Hanya saja, biaya untuk membeli material metal memang agak mahal, tapi Anda bisa mengakalinya dengan membuat interior yang 'seolah-olah metal', yakni dengan menggunakan cat-cat berwarna metal.
3. Kontemporer
Banyak yang salah kaprah mengartikan gaya kontemporer. Mereka menganggap bahwa kontemporer sama dengan modern, padahal tidak. Perbedaannya adalah jika konsep modern lebih spesifik, kontemporer merupakan desain yang mengalir bebas dan tidak berpakem. Karakter lain yang ada pada desain kontemporer adalah jarak antar ruang yang diusahakan dengan sekat yang seminimal mungkin. Dalam penyajiannya, konsep ini juga lebih berani dalam menggunakan warna-warna cerah dan penggunaan material alam. Sementara untuk desainnya, kontemporer biasanya menyajikan sirkulasi udara besar dengan ukuran furnitur yang kecil.
4. Bold Geometrics
Jika Anda pernah melihat ruangan yang menyajikan banyak pola-pola tebal, berarti Anda telah memiliki satu referensi interior bergaya Bold Geometrics. Awalnya, masyarakat Timur Tengah hanya menggunakan konsep ini di dinding dan pelapis lantai. Tapi kini, seiring dengan perkembangan zaman, gaya Bold Geometrics juga telah diterapkan dalam furnitur, seperti sarung bantal, sofa, meja, bahkan langit-langit. "Saat ini, pola yang paling banyak digemari adalah chevron (pola panah atau gelombang runcing)," tegas Gita.
5. Moody Blue's
Tak ubahnya seperti musik, blues dalam desain interior juga memberi atmosfer yang adem dan tenang. Selain itu percaya atau tidak, warna biru (blue) dinilai Gita bisa menjadi mood booster bagi banyak orang, terutama untuk mereka yang memang menyukai warna biru. Sebuah survei juga pernah mengatakan, dari sekian banyak warna, biru merupakan warna yang paling banyak disukai oleh penduduk dunia. Biru dominan juga mudah dikombinasikan dengan barbagai warna lain. Jika Anda ingin menerapkan konsep Moody Blue's pada dapur, Gita menyarankan untuk memilih warna biru yang agak keabu-abuan.
No comments:
Post a Comment