Alibaba Group Holding Ltd mengajukan penawaran US$3,5 miliar untuk menjadi pemilik tunggal Youku Tudou Inc, yang dikenal sebagai 'YouTube China'. Ini dilakukan Alibaba dalam rangka memberikan akses e-commerce super besar kepada lebih dari setengah miliar pengguna video online.
"Alibaba membutuhkan lalu lintas. Video online atau mobile adalah tempat nomor satu untuk itu," kata Tian Hou, analis TH Capital di New York seperti dilansir Reuters. Alibaba pertama kali mengakuisisi 18 persen saham Youku Tudou pada pertengahan 2014.
Meskipun tidak pernah meraup laba, namun dengan pengguna video online lebih dari 500 juta per bulan, Youku Tudou menyediakan platform yang sangat besar untuk mendukung ambisi Alibaba menjual film dan program televisi secara online. Rencana aksi Alibaba ini bisa menjadi ancaman potensial bagi perusahaan penyewaan DVD Netflix Inc di Negeri Tirai Bambu.
Langkah Alibaba muncul di saat Netflix ingin memperluas pasarnya secara agresif di luar negeri. Selama ini Youku Tudou sudah menawarkan layanan video online, baik untuk film-film buatan Hollywood maupun produksi China. "Untuk Netflix, saya pikir orang sudah berpikir bahwa China akan menjadi tantangan," kata analis Atlantic Ekuitas James Cordwell.
Penawaran Alibaba masuk pada premi 30 persen dari harga penutupan Youku Tudou, Kamis (15/10), di mana nilai perusahaan saat itu sebesar US$5,2 miliar dengan memperhitungkan 194,47 juta saham yang beredar pada 30 Juni lalu. "Produk Digital, terutama video, yang sama pentingnya dengan barang fisik dalam e-commerce," kata Chief Executive Alibaba Daniel Zhang.
"Konten video berkualitas tinggi Youku akan menjadi komponen inti dari penawaran produk digital Alibaba di masa depan," jelas Zhang. Saham Youku Tudou yang tercatat di Bursa New York naik 22 persen menjadi US$24,95, lebih rendah dari harga penawaran US$26,60 per lembar saham. . Demikian pula dengan saham Alibaba, naik 0,2 persen menjadi US$ 71,91
Kelompok usaha penyedia layanan jual beli online (e-commerce)Alibaba Group Holdings melakukan investasi di aplikasi pesan instan Snapchat senilai US$ 200 juta, menurut sumber yang dekat dengan rencana ini seperti dikutip dari Bloomberg. Investasi ini diprediksi membuat nilai perusahaan Snpachat tumbuh menjadi US$ 15 miliar. Snapchat memang sedang mengumpulkan pendanaan seri terbaru dari sejumlah investor. Pangeran Arab Saudi, Al-Waleed bin Talal juga mengaku tertarik menyuntik dana ke Snapchat dan telah menggelar pertemuan dengan Evan Spiegel selaku CEO Snapchat.
Baca juga: Setelah Twitter, Pangeran Arab Mau Investasi di Snapchat Totalnya, Snapchat mencari pendanaan sebesar US$ 500 juta yang secara keseluruhan membuat nilai perusahaan meroket jadi US$ 19 miliar. Snapchat didirikan pada September 2011 oleh Evan Spiegel yang kini berusia 25 tahun. Kala itu ia dibantu oleh dua teman di Stanford University, yaitu Reggie Brown dan Bobby Murphy (27 tahun).
Perusahaan yang berbasis di Los Angeles, California, Amerika Serikat, itu menyediakan layanan berkirim foto atau video yang akan hilang beberapa detik setelah penerima melihat pesan tersebut. Bagi Alibaba, melakukan investasi di aplikasi pesan instan akan memperluas bisnis inti mereka yang sebelumnya berkutat di e-commerce.
No comments:
Post a Comment