Saturday, October 24, 2015

China Pangkas Suku Bunga ... Ekonomi Dunia Kembali Bergairah

Bank sentral China kembali melakukan pemangkasan suku bunga acuannya. Ini merupakan pemangkasan suku bunga yang keenam kalinya sejak November 2014.  Pelonggaran kebijakan moneter oleh China ini merupakan langkah yang cukup agresif dilakukan, sejak krisis keuangan global di 2008/2009 lalu. Hal ini menimbulkan perhatian soal kesehatan ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

People's Bank of China (PBOC), selaku bank sentral negeri tirai bambu itu, menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin, menjadi 4,35%. Terakhir kali pemangkasan suku bunga dilakukan pada Agustus 2015. "People's Bank of China (PBOC) mengirim stimulus baru. Kami tetap pada prediksi, bahwa suku bunga acuan dan rasio syarat cadangan perbankan akan dipangkas lagi sebelum akhir tahun ini. Dan kebijakan ini juga akan dilakukan pada 2016," demikian analisa dari Capital Economics, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (23/10/2015).

Sejumlah data di kuartal III-2015 memperlihatkan, masih adanya tantangan yang dihadapi oleh negara tersebut, khususnya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7%. Di kuartal III-2015, pertumbuhan ekonomi China adalah 6,9%, jatuh di bawah 7% untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan dunia terjadi.

Suku bunga deposito satu tahun turun 25 basis poin menjadi 1,5%. Bursa saham di seluruh dunia kompak menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan, setelah China memangkas suku bunga acuannya untuk keempat kalinya tahun ini.  Selain itu, beberapa perusahaan teknologi berkapitalisasi besar merilis hasil kinerja kuartal III-2015 lebih baik dari perkiraan.

Bursa saham di Asia, Eropa, dan Amerika naik. Hal tersebut didorong oleh sentimen positif dari pernyataan Kepala Europe Central Bank (ECB) Mario Draghi yang menyebutkan, bahwa bank sentral siap untuk menyesuaikan kebijakan program pelonggaran moneter. Bursa saham AS Wall Street rally, sementara indeks S&P naik 1%, ini merupakan pencapaian kenaikan indeks harian tertinggi sejak 20 Agustus, padahal di awal perdagangan indeks S&P sempat mengalami aksi jual yang dipicu oleh pemelahan data ekonomi China.

Saham teknologi memimpin penguatan indeks, berkat naiknya saham Alphabet (GOOGL.O), Amazon (AMZN.O) dan Microsoft (MSFT.O), setelah tiga perusahaan melaporkan hasil kinerja mereka, indeks langsung menguat. Saham Microsoft naik ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Dilansir dari data Reuters, pada penutupan perdagangan Jumat (23/10/2015), Indeks Dow Jones Industrial (DJI) Average naik 157,54 poin (0,9%) ke 17.646,70, Indeks S&P 500 naik 22,64 poin (1,1%) ke 2.075,15 dan Indeks Nasdaq Composite naik 111,81 poin (2,27%) ke 5.031.86.

China, membuat langkah mengejutkan dengan memotong tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,35% dan menurunkan rasio persyaratan cadangan bank-bank besar sebesar 50 basis poin menjadi 17,5%. Di pasar mata uang, yuan merosot ke posisi terendah dalam satu bulan, sementara euro jatuh ke U$ 1,10.

No comments:

Post a Comment