PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) mengalami hambatan kinerja dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Laba bersih perusahaan milik Grup Salim tersebut turun 45,2 persen menjadi Rp 1,68 triliun dari Rp 3,07 triliun pada periode yang sama 2014. Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, Anthoni Salim mengatakan penjualan neto konsolidasi perseroan tumbuh sebesar 1,5 persen menjadi Rp 47,56 triliun dari Rp 46,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kelompok Usaha Strategis Produk Konsumen Bermerek (CBP), Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 50 persen, 24 persen, 18 persen, dan 8 persen terhadap penjualan neto konsolidasi,” ujarnya di Jakarta, Jumat (30/10). Ia menambahkan, laba usaha naik 1,0 persen menjadi Rp 5,42 triliun dari Rp 5,37 triliun, sedangkan marjin laba usaha sedikit turun menjadi 11,4 persen. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih) turun 45,2 persen menjadi Rp 1,68 triliun dari Rp 3,07 triliun.
“Marjin laba bersih turun menjadi 3,5 persen dari 6,6 persen terutama disebabkan oleh rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah,” katanya. Anthoni Salim menjelaskan, dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit yang mencerminkan kinerja operasional turun 11,8 persen menjadi Rp 2,71 triliun dari Rp 3,07 triliun.
“Kondisi makro ekonomi dalam beberapa bulan terakhir cukup memberikan tantangan bagi kami. Melemahnya harga CPO dan nilai tukar rupiah telah mempengaruhi laba bersih kami, namun core pofit hanya turun sebesar 11,8 persen,” ucapnya. Sementara, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) tercatat membukukan pertumbuhan penjualan bersih konsolidasi sebesar 5,8 persen menjadi Rp 24,10 triliun pada sembilan bulan pertama 2015, dibandingkan Rp 22,78 triliun untuk periode yang sama pada tahun lalu.
Kontribusi penjualan dari Divisi Mi instan, Dairy, Makanan Ringan, Penyedap Makanan, Nutrisi & Makanan Khusus dan Minuman, masing-masing mencapai sekitar 65 persen, 18 persen, 6 persen, 3 persen, 2 persen and 6 persen dari total penjualan neto konsolidasi. Adapun laba usaha tumbuh 23,5 persen menjadi Rp 3,20 triliun dari Rp 2,59 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 13,3 persen dari 11,4 persen. Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 16,3 persen menjadi Rp 2,44 triliun dari Rp 2,10 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya; marjin laba bersih naik menjadi 10,1 persen dari 9,2 persen. Core profit tumbuh 19,7 persen menjadi Rp 2,45 triliun dari Rp 2,05 triliun.
"Secara umum kondisi pasar tidak mengalami perubahan setelah Hari Raya. Kami senang bahwa ICBP dapat mempertahankan pertumbuhan yang sehat, baik dalam segi penjualan maupun laba bersih,” kata Anthoni Salim
No comments:
Post a Comment