PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengumumkan hasil keuangan yang tidak diaudit untuk periode yang berakhir pada 30 September 2015. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 26,4% menjadi Rp 360,1 miliar pada kuartal III-2015 dengan marjin 9,2% dari Rp 489,4 miliar pada kuartal III-2014. Demikian disampaikan perseroan dalam siaran persnya yang diterima .
Padahal, laba kotor tumbuh 12,9% di kuartal III-2015 yang mencapai Rp 1,982 triliun, meningkat dari Rp 1,755 triiliun pada kuartal III-2014 dengan marjin laba kotor yang meningkat menjadi 50,6% pada kuartal III-2015 dari 50,0% pada periode yang sama tahun lalu. Laba komprehensif juga tumbuh 4,5% menjadi sebesar Rp 559,8 miliar pada kuartal III-2015 dari Rp 535,9 miliar pada kuartal III-2014 dengan marjin laba bersih 14,3%.
Tertekannya laba bersih tersebut, rupanya disebabkan oleh beban pokok penjualan dan beban langung yang naik 10,4% menjadi Rp 1,937 triliun di kuartal III-2015, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,754 triliun. Beban usaha juga naik 20,4% dari Rp 882,4 miliar menjadi Rp 1,062 triliun. Beban pajak juga naik 7,1% dari Rp 185,6 miliar menjadi Rp 198,7 miliar.
Sementara penjualan dan pendapatan usaha tumbuh 11,7% menjadi sebesar Rp 3,919 triliun pada kuartal III-2015, meningkat dari Rp 3,510 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pengakuan penjualan dari pengembangan properti tumbuh 10,6% menjadi Rp 2,761 triliun pada kuartal III-2015, meningkat dari Rp 2,497 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara pendapatan dari pendapatan berulang tumbuh 14,4% menjadi Rp 1,158,3 triliun pada kuartal III-2015, meningkat dari Rp 1,012 triliun pada kuartal III-2014. Kontribusi dari pendapatan berulang terhadap penjualan dan pendapatan usaha, sedikit meningkat menjadi 29,5%, dari 28,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Manajemen PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) pesimistis dapat mencapai target marketing sales hingga akhir tahun yang dipatok Rp 6,5 triliun hingga akhir tahun. Hal ini dikarenakan masih lesunya penjualan properti di awal tahun 2015 ini seiring terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2015 ini. Perusahaan pun berencana memangkas target penjulan marketing tersebut.
"Target Rp 6,5 triliun kemungkinan akan ada revisi. Tapi belum tahu besarnya berapa. Karena kita masih tunggu angka di akhir Juni. Juni sudah habis kan, tapi angkanya belum keluar. Jadi kita tunggu itu dulu," ujar Direktur Keuangan APLN Cesar De La Cruz saat berbincang dengan wartawan di Pullman Hotel Central Park, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Sekedar catatan, hingga akhir bulan Maret 2015 atau pada kuartal I-2015, APLN mencatat penurunan penjualan marketing hingga 48,6% menjadi Rp 939,7 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun 2014, raksasa Properti ini mampu mencatatkan penjualan marketing sebesar Rp 1,82 triliun. Ditemui terpisah, VP Corporate Marketing APLN Indra Widjaja Antono mengatakan, pihaknya masih akan berupaya mempertahankan target capaian penjualan tersebut.
Upaya ini ditunjukkan dengan masih adanya sejumlah proyek properti yang akan diluncurkan perusahaan di tahun ini di antaranya, Grand Madison, Podomoro City di Jakarta Barat, SOHO Capital di Pancoran Jakarta Selatan, Pakubuwono Springs di Jakarta Selatan, Pluit City, Bandung City Center dan Borneo Bay City di Balikpapan.
"Akan ada revisi sepertinya, tapi kami belum putuskan. Yang pasti kami masih akan usahakan target akhir tahun bisa tercapai. Karena kami masih punya proyek-proyek properti yang siap diluncurkan tahun ini," pungkas dia.
No comments:
Post a Comment