Salah satu sentimen negatif muncul dari Negeri Tirai Bambu, di mana data impornya menunjukan penurunan sebesar 20 persen pada September lalu seiring dengan melemahnya permintaan domestik. Variabel ini menjadi indikator bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tengah 'batuk'.
"(Berita dari) luar negeri tampaknya akan menarik sebagian besar perhatian di sini dan kami akan melihat apa yang AS lakukan untuk melawan itu," kata Paul Springmeyer, manajer portofolio senior di Minneapolis. Kekhawatiran tentang laporan pendapatan emiten kuartal III juga turut menambah sentimen negatif.
" Ada kegelisahan sedikit tentang laporan pendapatan yang kita akan melihat selama beberapa minggu atau tiga , " kata John Carey, manajer portofolio di Pioneer Investment Management di Boston. Menurutnya, situasi ekonomi global yang diawali dengan kejatuhan harga komoditas terus membebani pikiran pelaku pasar. Dengan tidak adanya rilis data ekonomi yang kuat, Carey melihat investor masih akan hati-hati dalam bertindak sambil menunggu kenaikan suku bunga acuan The Fed untuk yag pertama kalinya sejak 2006.
Sebelumnya, kebijakan devaluasi yuan pada akhir Agustus telah memicu aksi jual yang cukup besar terhadap ekuitas global. Thomson Reuters mencatat sekitar 6,1 miliar lembar saham berpindah tangan di bursa AS pada Selasa, lebih rendah dibandingkan rata-rata harian yang mencapai 7,5 miliar lembar saham dalam 20 hari terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi di tengah pelemahan bursa karena aksi ambil untung. Indeks turun sebesar -147 poin (-3,19 persen) ke level 4.483 setelah bergerak di antara 4.483-4.622 pada Selasa (13/10).
Sementara itu, di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah terkoreksi sebesar -230 poin (-1,72 persen) ke Rp13.638 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp13.471-Rp13.667 per dolar AS.
Analis KDB Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien mengatakan aksi ambil untung yang dilakukan oleh para pelaku pasar sejak dibukanya sesi perdagangan hari ini, telah menyeret IHSG memasuki teritori negatif dan kembali merambah ke dalam area 4.400. “Aksi jual pada sejumlah saham unggulan seperti ASII BBRI BBCA TLKM UNVR, mengakibatkan IHSG terpuruk hingga 3,19 persen dan ditutup pada level 4,483. Investor asing membukukan penjualan bersih,” ujarnya dalam ulasan.
Mandiri Sekuritas mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp6,27 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp4,95 triliun, transaksi negosiasi Rp1,3 triliun, dan transaksi tunai Rp11,78 miliar. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp461,95 miliar.
Sebanyak 62 saham naik, 234 saham turun, 64 saham tidak bergerak, dan 200 saham tidak ditransaksikan. Adapun sebanyak sembilan sektor melemah, dipimpin oleh sektor aneka industri yang turun -7,24 persen dan sektor manufaktur yang turun -4,11 persen. Saham di sektor aneka industri yang paling terkoreksi adalah PT Star Petrochem Tbk (STAR, Rp51) yang turun -8,93 persen dan PT Astra International Tbk (ASII, Rp6.125) yang turun -8,58 persen.
Di sektor manufaktur, saham yang paling melemah adalah PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN, Rp112) sebesar -9,68 persen dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP, Rp17.525, NEUTRAL, TP Rp21.600) sebesar -9,66 persen. Dari Asia, mayoritas indeks saham terkoreksi. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang turun sebesar -1,11 persen, indeks Kospi di Korsel yang melemah sebesar -0,13 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong yang terkoreksi sebesar -0,57 persen.
Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa juga melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris turun -0,85 persen, DAX di Jerman yang melemah -1,19 persen, dan CAC di Perancis yang terkoreksi -1,62 persen.
No comments:
Post a Comment