-Perusahaan sawit milik keluarga Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan penurunan laba bersih dalam periode 9 bulan pertama tahun 2015. Di triwulan III-2015, laba bersih perseroan merosot tajam hingga 86% dari Rp 568,135 miliar di kuartal III-2014 menjadi hanya Rp 74,375 miliar di triwulan III-2015. Laba per saham juga ikut melorot dari Rp 36 per saham menjadi Rp 5 per saham di triwulan III-2015.
Demikian disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Angka penjualan juga turun dari Rp 10,770 triliun di triwulan III-2014 menjadi Rp 10,060 triliun di triwulan III-2015.
Merosotnya laba bersih perseroan disebabkan tingginya beban penjualan dan distribusi yang naik dari Rp 310,496 miliar menjadi Rp 348,135 miliar di triwulan III-2015, sehingga membuat laba usaha juga menurun menjadi hanya Rp 1,165 triliun di triwulan III-2015, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,629 triliun.
Selain itu, beban keuangan juga membengkak menjadi Rp 966,191 miliar di triwulan III-2015, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 547,678 miliar. Perusahaan sawit Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 524 miliar di 2013, anjlok 55% dari Rp 1,157 triliun. Laba tergerus turunnya omzet yang disertai peningkatan biaya operasi pasca kenaikan upah buruh.
Penjualan bersih tercatat turun 4% menjadi Rp 13,28 triliun pada tahun 2013 dibandingkan Rp 13,85 triliun di tahun 2012 terutama seiring penurunan volume dan harga jual rata-rata dari minyak goreng curah dan minyak kelapa.
Tingginya biaya produksi serta karena kenaikan upah dan produktivitas yang lebih rendah dari area yang baru menghasilkan membuat marjin laba perseroan menyempit. "Tahun 2013 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri agribisnis, tapi di triwulan IV kinerja kmai cukup kuat karena adanya pemulihan di harga jual komoditas dan tingginya volume penjualan produk sawit," kata Presiden Direktur Salim Ivomas Mark Wakeford dalam siaran pers, Jumat (28/2/2014).
Volume penjualan CPO perseroan meningkat 4% dari 828.000 MT pada tahun 2012 menjadi 864.000 MT pada tahun 2013 yang disebabkan realisasi persediaan posisi akhir tahun 2012. Penjualan gula meningkat 21% dari 62.000 MT pada tahun 2012 menjadi 76.000 MT pada tahun 2013. Sedangkan Volume penjualan karet turun tipis 4% dari 16.600 MT pada tahun 2012 menjadi 15.900 MT pada tahun 2013.
Volume penjualan minyak goreng, margarin, dan minyak kelapa turun 2% dari 808.000 ton pada tahun 2012 menjadi 790.000 ton di tahun 2013.
No comments:
Post a Comment