Thursday, October 29, 2015

Ekonomi Amerika Kembali Melambat dan Hanya Tumbuh 1,5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) turun tajam pada kuartal III-2015, menjadi 1,5%. Karena kalangan bisnis memangkas stok barang di pabrik, karena pasokan melimpah.  Laju pertumbuhan ekonomi AS ini turun dari besaran di kuartal II-2015 sebesar 3,9%.  Demikian laporan dari Departemen Perdagangan AS, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (29/10/2015).

Menurut para analis, situasi perlambatan ekonomi AS ini hanya sementara, dan akan kembali naik pada kuartal IV-2015, seiring dengan meningkatnya permintaan domestik. "Hasil laporan cukup sehat, masih ada momentum untuk penguatan ekonomi, dan suku bunga acuan (The Fed) masih bisa naik di Desember," kata Ekonom Standard Chartered Bank di New York, Thomas Costerg.

The Fed atau Federal Reserve, selaku bank sentral di AS, menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi cukup moderat, dan ada sinyal kenaikan suku bunga acuan di Desember.  Bursa saham Wall Street dan harga surat utang pemerintah AS turun akibat data ekonomi ini. Dolar AS juga disebut melemah terhadap sejumlah mata uang.

Ekonomi AS memang tengah bergejolak sejak resesi di 2007-2009, akibat krisis keuangan global. Tahun ini, ekonomi AS menghadapi hadangan dari penguatan dolar dan pemangkasan belanja sejumlah perusahaan energi, akibat turunnya harga minyak. Pertumbuhan ekonomi AS didorong oleh konsumsi masyarakat, yang mewakili 2/3 dari aktivitas ekonomi negeri paman sam tersebut. Konsumsi masyarakat tumbuh 3,2% di kuartal III-2015, setelah tumbuh 3,6% di kuartal II-2015.Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berkunjung ke Amerika Serikat (AS) pada 25-28 Oktober mendatang. Dalam agendanya, selain bertemu dengan Presiden AS Barack Obama, Jokowi juga akan dijadwalkan menemui sekitar 250 pengusaha asal negeri Paman Sam tersebut.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kunjungan Jokowi ke AS tersebut merupakan kunjungan pertama sejak Jokowi dilantik menjadi presiden. "Ini kunjungan pertama beliau sejak dilantik," katanya dalam acara Paparan Indonesia Economic Quarterly berjudul 'Di Tengah Volatilitas Dunia', di Energy Building, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Menurut Bambang, salah satu tujuan Jokowi berkunjung ke negeri Paman Sam tersebut adalah dalam rangka menjalin kerjasama antar kedua negara.

Bambang menyebutkan, AS merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Oleh karena itu, AS sangat penting bagi Indonesia. "Saya rasa itu untuk kuatkan kerjasama ekonomi dengan AS. Saya rasa kunjungan itu akan memperkuat komitmen Indonesia dan AS, di mana AS masih menjadi mitra utama dagang yang baik. Saya yakin AS masih jadi mitra terbesar. Untuk FDI juga jadi mitra yang besar. AS penting bagi Indonesia," jelas Bambang.

Meski demikian, Bambang mengatakan, selain akan membahas soal penguatan kerjasama Indonesia dan AS, Jokowi juga akan membahas soal kerjasamanya dengan Jepang, China, dan Asia Timur. "Saya rasa mungkin sebagian besar dari kabar atau diskusinya lebih kepada Indonesia, Jepang, China atau Asia Timur. Bukan hanya dengan AS," imbuh Bambang. Namun, penguatan dolar membuat pertumbuhan ekspor AS turun di kuartal III-2015.

No comments:

Post a Comment