PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), operator jaringan bioskop Blitzmegaplex memperoleh pinjaman dari bank asal Korea Selatan, PT Bank KEB HANA Indonesia senilai Rp 110 miliar. Direktur Utama Graha Layar Prima, Bernard Kent Sondakh mengatakan, pada 9 Oktober 2015 pihaknya telah menandatangani Demand Loan berdaarkan perjanjian kredit dan pengakuan utang sebesar Rp 110 miliar yang ditandatangani perseroan sebagai debitur, dengan Bank KEB HANA Indonesia.
Ia menambahkan, untuk keperluan ini, perseroan telah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan memenuhi segala kewajiban serta persyaratan yang dibutuhkan terkait dengan penerimaan pinjaman tersebut. “Fasilitas pinjaman ini akan digunakan perseroan untuk ekspansi bisnis perseroan,” ujar Bernard dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (15/10).
Bernard menjelaskan, jumlah pinjaman yang diterima perseroan memiliki nilai melebihi 20 persen dari total kekayaan bersih atau ekuitas berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2015. Adapun pemberian pinjaman dana kepada perseroan tersebut merupakan transaksi material karena merupakan pinjaman secara langsung dari bank.
“Transaksi ini juga bukan merupakan transaksi afiliasi serta tidak memiliki benturan kepentingan,” jelasnya. Dari sisi kinerja terkini, Graha Layar Prima mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (rugi bersih) senilai Rp 11,54 miliar di semester I 2015. Jumlah itu turun dari rugi bersih mencapai Rp 28,85 miliar pada periode yang sama 2014.
Pendapatan bersih perseroan meningkat pada semester I 2015 menjadi Rp 191,99 miliar dari periode serupa tahun sebelumnya hanya Rp 153,30 miliar. Namun beban pokok pendapatan juga naik dari Rp 72,52 miliar per Juni 2014 menjadi Rp 78,38 miliar per Juni 2015. Adapun total aset Graha Layar Prima pada periode Januari-Juni 2015 sedikit meningkat menjadi Rp 666,76 miliar dari Rp 655,34 miliar pada akhir tahun 2014.
No comments:
Post a Comment