Friday, October 30, 2015

Harga Saham Terjun Bebas 36 Persen, BEI Akan Panggil Manajemen Sekawan Intipratama Tbk

Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) dalam kategori pergerakan saham yang tidak wajar atau unusual market activity (UMA). Status negatif disematkan otoritas bursa sebagai bentuk peringatan waspada kepada investor pasca anjloknya saham emiten tambang itu hingga menyentuh batas level minimal yang boleh diperdagangkan.  Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Irvan Susandy menegaskan, penetapan status UMA tak lepas dari anjloknya harga saham SIAP yang berlangsung sejak Jumat (23/10).

"Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa,” jelas Irvan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/10). Berdasarkan catatan, pada Jumat (23/10) saham SIAP dibuka pada harga 230 sebelum ditutup melemah 37 poin atau minus 16 persen di level 193 per lembar saham.  Sejak saat itu, harga saham SIAP terjun bebas hingga menyentuh level 125 per lebar saham pada hari ini, Jumat (30/10) atau sudah anjlok 45,6 persen atau 105 poin dalam dua pekan terakhir.

Menyusul penetapan status UMA terhadap saham SIAP, BEI menghimbau investor untuk mencermati kinerja emiten dengan menelusuri laporan kinerja dan keterbukaan informasi perseroan. Hal ini dinilai penting agar investor dapat mengetahui kondisi fundamental keuangan perusahaan lebih rinci sebelum mengoleksi sahamnya.

Selain itu, Irvan juga meminta investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat jika rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Rekomendasi lainnya, lanjut Irvan, pelaku pasar modal diharapkan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. “Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,” kata Irvan.

Sebelumnya, Direktur Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan telah melihat indikasi gagal bayar terhadap beberapa sekuritas terkait penyelesaian (settlement) transaksi saham SIAP tersebut. Hamdi mengaku, saat ini jajarannya juga tengah memeriksa hal tersebut lebih lanjut berikut mendalami adanya beberap broker yang juga diindikasikan gagal membayar penyelesaian (settlement) untuk transaksi saham SIAP. "Ada beberapa broker yang gagal bayar settlement, kita lagi cek. Indikasinya ada 2-3 broker," ujar Hamdi.

Sayangnya, ketika diminta menjelaskan secara rinci Hamdi enggan mengungkapkan nama-nama sekuritas yang terindikasi gagal bayar penyelesaian transaksi saham tersebut. Berdasarkan data perdagangan saham BEI untuk pasar reguler maupun negosiasi, Danareksa Sekuritas sejak awal September mencetak perdagangan terbesar saham SIAP dengan nilai beli mencapai Rp 2,21 triliun dan nilai jual Rp 2,24 triliun. Terbesar kedua adalah Reliance Securities, dengan nilai beli transaksi saham SIAP dalam dua bulan terakhir sebesar Rp 2,12 dan nilai jual Rp 2,02 triliun.

Komposisi pemegang saham SIAP saat ini, 46,06 persen dikuasai oleh publik, 32,33 persen digenggam oleh Fundamental Resources Pte Ltd, 7,99 persen yang dimiliki PT Evio Securities, 6,99 persen dimiliki PT ASABRI (Persero) dan 6,63 persen sisanya dikempit UBS AG Singapura. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil manajemen PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) guna meminta penjelasan terkait amblasnya harga saham perseroan sejak pekan lalu.

Direktur Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan hal tersebut dilakukan setelah pihaknya memasukkan saham SIAP ke dalam kategori pergerakan yang tidak wajar (unusual market activity/UMA) untuk memberikan kewaspadaan terhadap investor. “Iya, minggu depan manajemen SIAP akan kami panggil. Akan kami minta penjelasan aja. Ya kan harganya turun terus, kami ingin tahu kenapa,” ujarnya ketika ditemui di gedung BEI, Jakarta, Jumat (30/10).

Namun, ia mengaku belum ada pemegang saham yang protes ke pihaknya setelah saham SIAP terus amblas sejak pekan lalu. Dari sisi pemegang saham SIAP terkini, 46,06 persen dikuasai oleh publik, sementara 32,33 persen digenggam oleh Fundamental Resources Pte Ltd, 7,99 persen dimiliki PT Evio Securities, 6,99 persen dimiliki PT ASABRI (Persero) dn 6,63 persen UBS AG Singapura.

Harga saham SIAP tercatat di level Rp 207 per saham pada Jumat (23/10), atau melemah 10 persen dari penutupan hari sebelumnya di Rp 230 per saham.Sementara sejak penutupan Jumat pekan lalu hingga akhir perdagangan hari ini, harga saham SIAP telah terjun bebas 39,61 persen ke level Rp 125 per lembar. Hamdi juga mengaku bakal meminta informasi manajemen SIAP terkait indikasi lain dalam kejatuhan sahamnya. Ia menyatakan terdapat beberapa indikasi mulai dari fundamental hingga pembentukan harga.

“Apakah memang turun karena fundamentalnya jelek, atau memang ada orang yang sengaja membuat penurunan, nanti kemudian ada yang memborong sahamnya,” katanya. Sebelumnya, manajemen SIAP sempat memberikan jawaban kepada BEI terkait ambrolnya harga saham perusahaan yang kini bergerak di usaha tambang setelah beralih dari produsen popok.

Direktur Utama SIAP, Suluhuddin Noor mengatakan perseroan tidak mengetahui penyebab penurunan harga saham perseroan yang dimaksud. Ia juga mengaku tidak memiliki informasi material yang belum disampaikan kepada publik. “Perseroan tidak memiliki informasi mengenai pihak-pihak yang aktif melakukan pembelian dan penjualan saham perseroan, baik di pasar reguler maupun pasar negosiasi, selama periode yang dimaksud,” tulisnya dalam keterbukaan informasi kepada BEI.

Ia menambahkan, perseroan tidak memiliki informasi mengenai transaksi antar pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan perseroan pada periode yang dimaksud. Suluhuddin mengklaim, penurunan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap kegiatan operasional dan struktur pendanaan perseroan. “Tidak ada informasi penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan,” jelasnya.

No comments:

Post a Comment