Persaingan yang ketat yang berujung turunnya penjualan mobil General Motors mengambil langkah reaktif dengan menutup pabriknya. Setelah Indonesia, GM akan menutup pabriknya di Rusia dan Thailand. Di Russia, General Motors terpaksa gulung tikar karena situasi politik yang sedang bergejolak. “Kami akan tutup pabrik di St. Petersburg mulai maret hingga Mei ini, " ujar Presiden General Motors untuk Eropa, Karl-Thomas Neumann di Genewa kemarin.
Padahal, pasar Rusia adalah pasar ketiga terbesar bagi General Motors. Namun konflik Rusia-Ukraina yang berkelanjutan membuat penjualan merosot sangat tajam mencapai 27,4 persen. Bahkan secara keseluruhan, pasar otomotif Rusia turun hingga 10 persen.
Sedangkan di Thailand, General Motors mengumumkan penutupan pabrik untuk varian Sonic pada pertengahan tahun, hanya sehari setelah memutuskan menutup pabrik di Indonesia Jumat lalu. Pabrik yang terletak di Rayong tersebut dapat memproduksi 180 ribu unit pertahunnya. Buntutnya, 3.200 pegawai GM di Thailand terancam menjadi pengangguran.
Seperti yang terjadi di Indonesia, Chevy, varian Sonic pada khususnya, mendapat rapor buruk dengan memperoleh 3 persen pangsa pasar. Raihan tersebut sangat jauh tertinggal dengan pabrikan asal Jepang yang jika digabungkan, memperoleh 60 persen minat pasar.
Meskipun menutup dua pabriknya di Asia Tenggara, General Motors tetap menjual mobil varian lainnya di luar Spin dan Sonic. Trailblazer (SUV), Colorado (pickup), dan Cruze (sedan) akan tetap dijual sebagai representatif mobil cita rasa Amerika Serikat.
Tutupnya pabrik perakitan mobil Chevrolet Spin milik General Motors di Indonesia menjadi berkah bagi unit General Motors di India. Pada bulan Juni mendatang, pabrikan asal Amerika Serikat itu akan memindahkan peralatannya dari Bekasi ke India untuk mendongkrak penjualan dengan mengandalkan varian Spin di negara itu.
Chevy Spin, yang sebelumnya gagal bersaing di Indonesia, akan diandalkan menjadi jagoan di India. Musababnya, secara keseluruhan penjualan produk GM di India pun sedang lesu. Pada 2014, GM India hanya bisa meraup 2,26 persen pangsa pasar. “Dari kaca mata perusahaan, saya enggan menyebut ini spekulasi,” ujar juru bicara GM India, seperti yang dilansir Indiatimes. Di India, General Motors memiliki misi untuk dapat bersaing dengan Suzuki Ertiga dan Honda Mobilio yang menjadi varian terlaris.
Nantinya, peralatan pabrik dari Indonesia akan didatangkan langsung ke India. General Motors India akan melanjutkan rancangan varian terbaru Spin yang akan diluncurkan pada tahun 2016 mendatang. Varian tersebut dinyatakan tak akan berbeda banyak dari varian Spin yang dikeluarkan di Indonesia.
Langkah ini dinilai tepat dan efisien sebab membutuhkan waktu dua-tiga tahun untuk sebuah perusahaan mobil merancang mobil dari nol. Dengan mengimpor peralatan seperti ini, durasi produksi bisa dipangkas menjadi 18 bulan saja.
Wakil Presiden GM Stefan Jacoby mengatakan pabrik di Indonesia tutup lantaran kalah bersaing dengan mobil-mobil Jepang. Dengan dijual murah, biaya produksi Spin membebani keuangan perusahaan karena banyak menggunakan komponen impor. “Dari sisi biaya produksi saja, kami tahu kalau kami kurang kompetitif,” ujar dia.
No comments:
Post a Comment