Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Febri Hendri meminta suami Menteri Nila Moeloek, Farid Anfasa Moeloek mengundurkan diri sementara dari jabatannya sebagai komisaris di PT. Kalbe Farma." "Meskipun belum ada indikasi konflik kepentingan sebaiknya dia nonaktif sampai proses investigasi selesai," kata Febri saat dihubungi , Senin, 2 Maret 2015.
Menurut Febri, langkah tersebut dilakukan untuk menjaga objektifitas dan integritas tim investigasi dari Kementerian Kesehatan. Sebelumnya, Nila menjamin tak ada konflik kepentingan dalam pengusutan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Kalbe Farma.
"Saya menjamin tidak akan ada konflik kepentingan,suami saya sama sekali tidak mengurusi soal itu," kata Nila di Kantor Wakil Presiden, Senin, 2 Maret 2015. Jabatan suaminya di Kalbe, kata Nila, tak berhubungan langsung dengan proses pengawasan produksi cairan bius injeksi merek Buvanest Spinal.
Dua pekan lalu, dua pasien Rumah Sakit Siloam meninggal diduga karena suntikan obat bius Buvanest Spinal yang diproduksi Kalbe Farma. Belakangan diketahui obat tersebut tercampur dengan cairan Asam Tranexemat yang berfungsi mencegah perdarahan. Ternyata label obat tidak sesuai dengan isi cairan.
Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan langsung menyelidiki kasus ini. BPOM menarik seluruh ampul dan izin produksi Buvanest. BPOM akan menyerahkan hasil investigasi ke Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat.
Febri meminta BPOM untuk melibatkan tim ahli independen dalam penyelidikan kasus ini. "Libatkan pihak luar yang kompeten supaya tak ada intervensi laporan hasil investigasi," kata dia.
No comments:
Post a Comment