Badan Pusat Statistik (BPS) melansir adanya pertumbuhan positif produksi sektor manufaktur di Tanah Air pada triwulan II 2015. Hal itu dialami baik untuk industri manufaktur besar dan sedang (IBS) maupun industri manufaktur menengah dan kecil (IMK). “Industri manufaktur besar dan sedang triwulan II 2015 naik 5,44 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun lalu. Dan (dibandingkan) dengan triwulan I (2015) industri manufaktur golongan menengah dan besar naik 2,34 persen,” tutur Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers, Senin (3/8).
Suryamin mengungkapkan, apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, peningkatan produksi IBS pada kuartal II 2015 didominasi oleh kenaikan di tiga sub sektor yaitu sub-sektor barang logam dan bukan mesin dan peralatannya yang naik 16,43 persen, industri farmasi produk obat kimia dan obat tradisional meningkat 13,13 persen, sedangkan sektor jasa reparasi dan pemasangan mesin tumbuh 9,43 persen.
Sementara itu empat sub-sektor IBS yang mengalami penurunan tertinggi secara yoy antara lain industri pakaian jadi turun 12,77 persen, alat angkutan lainnya turun 6,52 persen, industri kertas dan barang dari kertas negatif 5,63 persen, dan industri tekstil turun 1,98 persen “Padahal tekstil permintaannya cukup tinggi dari luar ya untuk pakaian,” kata Suryamin.
Apabila dibandingkan dengan tiga bulan pertama 2015, produksi tiga sub-sektor IBS yang mengalami kenaikan terbesar antara lain industri makanan golongan menengah besar naik 9,84 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik naik 8,61 persen dan industri mesin dan perlengkapannya meningkat 8,60 persen.
“Dengan kenaikan produksi IBS untuk mesin dan perlengkapannya ini sebenarnya ada peluang untuk memenuhi investasi, untuk bisa dibeli. Untuk mesin peralatan yang biasa dibeli diimpor dari luar negeri sebenarnya kita juga memproduksi dan naik terus (produksinya),” kata Suryamin. Di lain sisi ada juga sub-sektor IBS yang menurun secara triwulanan antara lain industri alat angkutan lainnya, turun 3,04 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia negatif 4,28 persen, serta indusri pakaian jadi turun 5,62 persen.
Sementara itu, untuk produksi IMK triwulan II 2015 apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu tercatat naik 4,57 persen. Adapun subsektor IMK yang mengalami peningkatan terbesar secara tahunan adalah industri kertas dan barang dari kertas dengan pertumbuhan sebesar 23,44 persen. “Naiknya karena mengahadapi tahun ajaran baru ini,” kata Suryamin. Selain itu, industri mesin dan perlengkapan tercatat naik 15,97 persen, diikuti dengan industri peralatan listrik yang tumbuh sebesar 12,69 persen secara tahunan.
“Tetapi ada juga (produksi IMK) yang menurun (secara tahunan) ada industri galian dan bukan logam ,seperti industri marmer, industri batu, dan industri tanah liat, itu turun 3,82 persen; industri alat angkutan lainnya turun 4,66 persen, dan industri kayu, barang dari kayu serta anyaman rotan turun 6,34 persen,” tutur Suryamin.
Lebih lanjut, produksi IMK kuartal II 2015 apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dilaporkan naik 5,09 persen. Angka itu meningkat pesat dari pertumbuhan di kuartal I 2015 yang hanya tumbuh 0,64 persen. Adapun tiga subsektor yang tercatat pertumbuhannya tertinggi adalah industri alat-alat listrik naik 10,72 persen, industri kulit dan alat kaki naik 10,38 persen, dan industri tekstil naik 9,42 persen.
“Sementara sektor IMK yang produksinya turun (secara triwulanan) yaitu industri alat angkutan lainnya turun 3,62 persen, kendaraan bermotor turun 3,82 persen, nah ini kemarin ada penurunan pembelian juga jadi manufakturnya juga mengurangi jadi turun 3,82 persen, kemudian industri karet barang dari karet dan plastik juga turun 4,9 persen,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment