Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meninjau peternakan ayam milik PT Multi Sarana Pakanindo (MSP) di Kompleks Kampus IPB Dramaga, Bogor. Berdasarkan hasil peninjauan ini, pemerintah menyimpulkan bahwa ketersediaan pasokan ayam sangat cukup dan tidak ada kelangkaan.
Harga di peternak pun masih wajar, yakni Rp 21.000/kg. Menurut perhitungan Kemendag dan Kementan, seharusnya harga daging ayam di pasar hanya sekitar Rp 32.000/kg. Namun, harga daging ayam di pasar dijual Rp 40.000/kg. Pedagang dinilai terlalu tinggi mengambil keuntungan. "Dari segi ketersediaan (ayam) cukup, tidak ada kelangkaan. Harga di peternak Rp 21.000/kg, jadi wajar. Biaya pokok produksi (ayam) sekitar Rp 16.500/kg. Jadi harga di pasar wajarnya Rp 32.000-33.000/kg," kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Peternakan, Syukur Iwantoro, saat meninjau peternakan MSP di Komplek IPB Dramaga, Bogor, Senin (17/8/2015).
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina, mengungkapkan bahwa biasanya setiap tahun harga daging ayam naik saat lebaran dan berangsur turun setelah itu. Namun, tahun ini harga ayam terus merangkak naik pasca lebaran. "Biasanya harga sebelum lebaran naik, tapi lama naiknya, harusnya setelah lebaran turun, tapi harga naik terus pelan-pelan," ucapnya.
Menurutnya, para pedagang daging ayam mengambil margin keuntungan yang terlampau besar sehingga harga di pasar menyentuh Rp 40.000/kg, berselisih jauh dari harga di peternak. Padahal, tata niaga daging ayam tak terlalu panjang, hanya dari peternak lalu ke pedagang besar dan pedagang eceran. "Margin itu harusnya proporsional. Mereka (pedagang) harusnya mengambil keuntungan secara proporsional," tandasnya. Meski harga masih tinggi, dirinya yakin harga daging ayam akan segera turun. Sebab, banyak ayam akan dipotong dalam tiga minggu ke depan. "Kelihatannya ke depan akan normal lagi, 21-25 hari lagi panen (daging ayam). Intinya pasokan aman," dia menegaskan.
Srie menambahkan, Kemendag telah melakukan pembicaraan dengan para peternak ayam pagi tadi untuk meminta para pedagang menjual dengan harga yang normal. Diharapkan, harga ayam bisa segera turun ke kisaran Rp 32.000/kg.
"Kita lagi bicara dengan teman-teman pedagang. Pagi ini ada pertemuan dengan peternak untuk menjual harga dengan yang normal. Ini kan anomali, padahal stok cukup," tutupnya. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat permintaan daging ayam mengalami lonjakan sampai 50% dalam beberapa pekan terakhir. Meningkatnya permintaan daging ayam dipicu oleh mahalnya harga daging sapi. Harga daging masih berada pada kisaran Rp 120.000/kg sedangkan daging ayam Rp 40.000/kg.
"Permintaan ayam semakin banyak, tapi yang penting cukup. Kalau dengar cerita peternak, permintaan meningkat sampai 50%," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina, usai meninjau peternakan di Kompleks Kampus IPB Dramaga, Bogor, Senin (17/8/2015).
Srie mencontohkan para pedagang bakso yang biasanya menggunakan daging sapi kini beralih mengkonsumsi daging ayam. Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Peternakan, Syukur Iwantoro, mengungkapkan bahwa lonjakan permintaan daging ayam ini merupakan implikasi dari meroketnya harga daging sapi hingga 120.000/kg. Akibatnya, masyarakat beralih mengkonsumsi daging ayam.
"Yang namanya protein hewani antara ayam, sapi, ikan itu sering substitusi. Kalau daging sapi meningkat harganya, konsumen ke ayam," ucapnya. Mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan ini menambahkan, saat ini konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, baru 7,8 kg per kapita. Kementan sendiri menargetkan peningkatan konsumsi daging ayam hingga 15 kg per kapita dalam 5 tahun ke depan.
"Konsumsi (daging ayam) sekarang 7,8 kg per kapita. 5 tahun ke depan target kita 15 kg seiring peningkatan pendapatan dan jumlah penduduk," tutupnya. Seperti diketahui, harga daging sapi di pasar tradisional di Jakarta tak kunjung turun pasca lebaran. Rata-rata harga daging sapi di pasar mencapai Rp 120.000/kg, padahal saat lebaran kemarin harga masih Rp 110.000/kg, dan Rp 90.000/kg dalam kondisi normal atau sebelum lebaran.
Lonjakan harga daging sapi terjadi pasca dikuranginya impor sapi bakalan pada kuartal III 2015. Tercatat pada kuartal I 2015 diterbitkan izin impor sapi bakalan sebanyak 100.000 ekor, 250.000 ekor pada kuartal II, dan 50.000 ekor pada kuartal III. Pengurangan impor ini dilakukan karena Kementan mengklaim bahwa stok di dalam negeri masih melimpah, sehingga akan merugikan peternak sapi lokal apabila keran impor dibuka lebih dari 50.000 ekor sapi.
Mahalnya harga daging sapi ini membuat para pedagang resah dan akhirnya memutuskan untuk melakukan pemogokan pada pekan lalu sebagai aksi protes. Pasalnya, harga daging sapi yang terlampau mahal membuat omzet para pedagang turun
No comments:
Post a Comment