Investor asal Brasil saat ini tengah membangun peternakan sapi seluas 3.000 hektar di Pulau Sumba bagian timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ditargetkan pembangunan infrastrukturnya selesai Desember tahun ini. Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Peternakan, Syukur Iwantoro, mengatakan untuk tahap awal, peternakan ini akan mengembangbiakan 3.000 ekor sapi indukan.
"Di Sumba Timur ada 3.000 ha sedang dibangun (peternakan), investornya dari Brasil. Sekarang lagi proses pembangunan infrastruktur. Kapasitasnya baru tahap awal, kira-kira 3.000 ekor. Desember ini bisa diresmikan. Sebagian sapi indukannya dari Australia, tapi investornya dari Brasil," kata Syukur.
Selain investor asal Brasil tersebut, sambungnya, beberapa perusahaan asal Australia juga sudah menandatangani komitmen investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk membangun peternakan sapi. Izin prinsip untuk investor asal Australia sudah diberikan, kini sedang dicarikan lahan di Pulau Sulawesi.
"Beberapa perusahaan Australia sudah tanda tangan ke BKPM. Izin prinsipnya keluar. Lahannya dicari di Sulawesi. Lagi dibahas juga izin-izinnya dengan kemeterian terkait," dia menuturkan. Tak hanya di Sulawesi, investor asal negeri kangguru juga berminat membangun peternakan sapi yang terintegrasi dengan perkebunan sawit (integrasi sapi-sawit) di Lampung.
"Di Lampung, juga investor dari Australia, mau integrasi sapi-sawit," ucapnya. Pihaknya berupaya mempercepat realisasi investasi-investasi tersebut melalui kelompok Upaya Khusus (Upsus) percepatan investasi peternakan sapi dengan BKPM agar Indonesia bisa swasembada daging sapi.
"Kami dengan BKPM ada kelompok Upsus percepatan investasi peternakan sapi. Kami upayakan percepat proses izin-izinnya," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan beberapa lokasi untuk lahan peternakan sapi, yakni di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Pulau Buru, dan Kalimantan Timur.
"Investasi sapi, kita mencoba membuat peternakan di NTT, NTB, Pulau Buru, dan Kalimantan Timur," dia menjelaskan. Diakuinya bahwa infrastruktur di lokasi-lokasi yang disiapkan tersebut memang belum sempurna. Namun, pemerintah akan melengkapi infrastruktur-infrastruktur pendukung yang dibutuhkan, misalnya jalan raya dan pelabuhan, bila investasi terealisasi.
"Nanti dibangun satu-satu, yang jelas infrastruktur jalan raya sudah bagus," katanya. Amran menyebut investor dari beberapa negara asing telah menyatakan minatnya membangun peternakan sapi di Indonesia, di antaranya dari Brasil, Australia, dan Selandia Baru. Dia berharap semuanya dapat benar-benar terealisasi. "Ada dari Brasil, Australia, Selandia Baru, mudah-mudahan jadi semua," ucapnya.
Terkait masalah kepastian lahan yang diminta para investor, Amran mengaku masih berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Katanya, Menteri LHK Siti Nurbaya prinsipnya sudah menyetujui penyediaan lahan untuk peternakan. "Sementara koordinasi dengan Menteri LHK. Tapi prinsipnya Menteri LHK setuju," tutupnya.
No comments:
Post a Comment