Pasarnya pun tak tanggung-tanggung hingga menembus Asia, Amerika Serikat (AS), Eropa, hingga Timur Tengah (Timteng). Bagaimana proses pembuatan baju-baju buatan Sritex ini? Yuk, kita intip langsung ke pabriknya. Pabrik Sritex ini berlokasi di Jl KH. Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pabrik ini berdiri kokoh di atas lahan seluas sekitar 50.000 hektar. Total karyawan Sritex mencapai 40.000 orang. Jika dihitung secara grup, karyawan Sritex berjumlah 60.000 orang.
Di lokasi pemintalan, Ishadiansyah, salah satu karyawan Sritex mengungkapkan, untuk bisa menghasilkan kain yang berkualitas dibutuhkan proses yang tidak sebentar. Pertama, kata dia, dari bahan baku dijadikan silver atau kapas lonjoran, setelah itu masuk ke proses pemintalan, setelah jadi benang digulung di mesin winding dan menjadi benang kemudian dikemas alias di-packing. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex akan membangun pabrik pemintalan dan pertenunan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik itu US$ 135 juta (Rp 1,75 triliun).
Direktur Sritex Allan Moran Severino mengatakan, pabrik tersebut rencananya dibangun paling lambat kuartal II-2016 dan diprediksi rampung akhir 2017. Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Republik Indonesia, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menggelar upacara 17 Agustus 2015 di halaman pabrik Sritex, Jl KH. Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (17/8/2015).
Peringatan HUT ke-70 RI ini sekaligus bertepatan dengan HUT ke-49 Sritex. Hadir sedikitnya 20.000 karyawan dan 2.000 tamu undangan mulai dari pejabat Lemhanas peserta PPSA, pengusaha, relasi, dan buyer. Tampak juga Direktur Pengembangan Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan, Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto, dan lainnya.
Pantauan di lokasi, upacara dimulai pukul 08.00 WIB dengan iringan musik drum band Maju Tak Gentar. Peserta upacara tampak berbaris rapi memenuhi pabrik pembuat seragam militer ini. Selain peringatan HUT ke-70 RI dan HUT ke-49 Sritex, dilakukan juga Penyerahan Penghargaan Rekor MURI atas Penciptaan 10.000 Investor Baru di PT Sri Rejeki Isman Tbk. Sebanyak 10.000 karyawan penjahit merek Zara dan Uniqlo ini dibukakan rekening efek oleh perusahaan sebagai langkah awal pengenalan pasar modal kepada para karyawannya.
"Jumlah keseluruhan dana untuk membangun adalah US$ 135 juta, sebagian sudah dipenuhi dari pendanaan melalui obligasi global," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/7/2015). Pabrik pemintalan yang baru akan menambah kapasitas 88.000 bales sehingga menambah kapasitas yang ada saat ini 566.000 bales menjadi 654.000 bales. Sementara pabrik pertenunan yang akan dibangun akan memberi tambahan kapasitas 60 juta meter per tahun sehingga total kapasitas produksi penjahit merek Zara dan Uniqlo mencapai 180 juta meter per tahun.
"Pembangunan kedua pabrik tersebut belum akan memberikan kontribusi pendapatan di 2016, jadi kenaikan penjualan di 2016 yang sebesar 8-10% di luar kontribusi pabrik tersebut," ujarnya. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex membuka rekening efek bagi 10.000 karyawannya. Para karyawan ini nanti akan diberi bonus saham perusahaan.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad melaporkan aksi korporasi tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk merayakan ulang tahun pasar modal ke-38. "Kami juga ingin melaporkan inisiatif Sritex yang akan melaksanakan kegiatan pembukaan rekening efek bagi 10.000 karyawannya sebagai tanda apresiasi perusahaan bagi mereka," kata Muliaman di BEI, SCBD Jakarta Selatan, Senin (10/8/2015).
Muliaman ingin pembukaan rekening efek untuk karyawan ini bisa menjadi salah satu inisiatif penting yang perlu terus disosialisasikan kepada emiten-emiten di BEI untuk mendorong para karyawannya menjadi investor aktif di pasar modal. "Kegiatan tersebut merupakan komitmen Sritex untuk mendukung perkembangan pasar modal, khususnya meningkatkan jumlah investor lokal. Mudah-mudahan hal ini akan diikuti oleh emiten lain," ujarnya.
Sementara Presiden Direktur Sritex, Iwan Setiawan, mengatakan saat ini para karyawan perusahaan penjahit pakaian merek Zara dan Uniqlo itu baru membuka rekening saja. Namun, tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan saham bonus dari perusahaan. "Itu pembukaan saja biar bisa investasi, tapi kalau nanti ada program Sritex atau corporate action bisa dapat bonus saham," jelas Iwan.
Ia menambahkan, perlambatan ekonomi China diperkirakan tidak akan berdampak besar ke kinerja perusahaan. Sebab, ekspor penjahit pakaian militer berbagai negera itu hanya sebesar 2-3% saja ke China. "Perseroan menargetkan pendapatan dari ekspor sekitar 50-55% tahun ini," katanya.
No comments:
Post a Comment