Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,5 persen, pemerintah meyakini tingkat kemiskinan akan turun tipis pada tahun depan menjadi sekitar 9-10 persen, dari target tahun ini 10,3 persen. Demikian pula dengan pengangguran, diramalkan tak akan besar penurunannya. Apabila pada tahun ini tingkat pengangguran ditargetkan sebesar 5,6 persen, maka tahun depan dijanjikan sedikit menyusut menjadi sekitar 5,2-5,5 persen.
Target-target tersebut tertuang dalam salinan dokumen Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, yang diterima. Selaras dengan target-target kesejahteraan tersebut, pemerintah menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2 juta orang pada tahun depan. Artinya, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan menciptakan lapangan pekerjaan lebih dari 363 ribu.
Sebelumnya, pemerintah dan DPR juga telah membuat kesepakatan sementara mengenai sejumlah indikator kesejahteraan lainnya, yakni indeks rasio kesenjangan pendapatan masyarakat (rasio gini) dan indeks pembangunan manusia. Rasio Gini disepakati sebesar 0,39 persen, lebih rendah dibandingkan dengan target tahun ini 4 persen. Sementara IPM ditetapkan sebesar 70,1 persen, naik dari tahun ini 69,4 persen.
Sebagai informasi, semakin rendah rasio gini menunjukan bahwa tingkat kesenjangan pendapatan golongan masyarakat kaya dan miskin semakin sempit. Sebaliknya, semakin tinggi IPM menujukan peningkatan kualitas SDM di Tanah Air.
No comments:
Post a Comment