Kementerian Perdagangan meyakini produk furnitur Indonesia akan menempati posisi yang penting di pasar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut ditandai dengan tingginya antusias masyarakat AS terhadap produk-produk furnitur Indonesia yang dipamerkan dalam Las Vegas Market 2015 pada awal bulan ini.
“Dalam Las Vegas Market 2015 (kemarin), Paviliun Indonesia penuh sesak dengan pengunjung dan bukukan transaksi sebesar US$ 1,5 juta. Publik AS memberikan sambutan yang sangat positif pada produk furnitur asal Indonesia,” ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Ani Mulyati saat dihubungi.
Ani mengungkapkan, adanya keyakinan terhadap peningkatan produk furnitur Indonesia juga tak lepas dari adanya pertumbuhan angka kebutuhan produk furnitur di AS, khususnya untuk produk rumah tangga yang pada 2019 mendatang diprediksi menembus angka US$ 178 miliar. Di mana angka tersebut mengalami peningkatan 4,2 persen per tahun dibandingkan total kebutuhan furnitur tahun lalu yang telah mencapai US$ 148 miliar.
“AS begitu menghargai produk ramah lingkungan namun sertifikasi menjadi aspek utama dalam memilih suplai produk untuk diimpor ke negara itu. Salah satu produsen mebel dari kayu bekas bahkan langsung dapat order 20 feet di hari pertama pameran,” tambah Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak.
Berangkat dari hal itu, Nus bilang pemerintah Indonesia pun optimistis produk housing furniture and décorIndonesia masih dapat ditingkatkan dengan memasok produk-produk yang sesuai pergerakan selera pasar dan mode interior design.
“Furnitur modern minimalis dengan aksen natural, klasik, dan menggunakan warna-warna solid sudah jadi selera mutlak di AS. Perkembangan positif ini diharapkan dapat menjadi peluang yang dapat terus diambil Indonesia untuk terus memacu pertumbuhan ekspor furnitur secara maksimal ke AS,” tandas Nus.
No comments:
Post a Comment