Perusahaan penyedia layanan internet milik Grup Lippo, PT Link Net Tbk mencetak peningkatan pendapatan sebesar 22 persen menjadi Rp 1,23 triliun pada semester pertama tahun 2015, dibandingkan dengan periode yang sama 2014. Pertumbuhan itu melambat dari capaian semester I 2014 yang meningkat 29 persen dari paruh pertama 2013.
Direktur Utama Link Net Roberto Feliciano menjelaskan meningkatnya pendapatan merupakan bukti atas fundemental perseroan yang kuat. “Kami tetap yakin dapat mencapai target pertumbuhan di tahun ini,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (3/8). Ia menyatakan terdapat permintaan yang cukup banyak untuk layanan broadband dan televisi berbayar yang bekerjasama dengan PT First Media Television, pada area cakupan perseroan di Jabodetabek, Bandung, serta Surabaya dan sekitarnya.
“Perseroan terus melakukan perluasan jaringan, di mana saat ini mencakup 1.553.870 homes passed pada 30 Juni 2015,” jelasnya. Selain menambah 121.363 homes passed pada semester pertama, lanjutnya, perseroan juga mencatat perluasan dalam jumlah pelanggan (RGU) broadband dan televisi berbayar yang masing-masing meningkat menjadi 420.687 dan 392.850 atau 813.537 secara total.
Menurutnya, posisi pemimpin pasar memungkinkan perseroan untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan, dan dengan demikian mampu menyesuaikan penawaran dan kapabilitas konten dalam rangka memberikan layanan. “Hal ini terlihat jelas pada rasio paket combo perseroan, di mana 94 persen dari pengguna layanan Link Net merupakan pelanggan kedua layanan Broadband dan televisi berbayar, serta peningkatan ARPU menjadi Rp 415 ribu dalam semester pertama 2015,” ungkap Robert.
Lebih lanjut, dalam kinerja keuangan, laba usaha semester pertama 2015 meningkat 20 persen menjadi Rp 478 miliar, sementara laba bersih meningkat 13 persen mencapai Rp 314 miliar. “Penerapan struktur manajemen biaya yang disiplin dan keunggulan operating leveragememungkinkan kami untuk mempertahankan margin laba usaha yang tinggi, yang berada pada tingkat 39 persen pada semester pertama 2015,” jelasnya.
Pada tanggal 30 Juni 2015, Link Net mengumumkan transaksi akuisisi 51 persen saham FMTV dengan jumlah sekitar Rp 10 Miliar. Menurut Roberto, akusisi ini sejalan dengan strategi Link Net untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui kerjasama yang lebih baik dalam layanan televisi berbayar.
Seperti diketahui, Link Net saat ini tengah mengkaji sejumlah calon pembeli saham perseroan. Manajemen menyatakan proses pelepasan saham perseroan bakal berlangsung tidak lama lagi karena perseroan memperkirakan daftar pembeli akan segera keluar dalam bulan ini. "Finalisasinya belum tahu, masih on the way. Paling tidak bulan ini sudah ada shortlisted pembeli. Perkiraan saya sih sebentar lagi," ujar Chief Exceutive Officer Link Net Richard Kartawijaya, belum lama ini.
Namun Richard menjelaskan proses penjualan saham tersebut bakal dilakukan oleh para bank yang ditunjuk, bukan Link Net sendiri. Ia mengatakan yang tersebut adalah Credit Suisse dan Citibank. "Nanti mereka yang menentukan shortlist (daftar pembeli) karena ini secondary share," jelas Richard.
Seperti diketahui sebelumnya, beberapa pihak sudah menyatakan ketertarikannya untuk meminang 33,82 persen saham Link Net dari PT First Media Tbk. Perusahaan tersebut antara lain PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Selain keduanya, pesaing lain adalah Grup MNC melalui PT Global Mediacom Tbk (BMTR).
No comments:
Post a Comment