Portofolio kredit itu tumbuh 32,73 persen dibandingkan tahun 2009, yang mencapai Rp 1,925 triliun. Dengan pencapaian itu, aset Bank Saudara pada akhir tahun 2010 menjadi Rp 3,264 triliun.
”Selain itu, pertumbuhan portofolio kredit juga ditunjang pembukaan kantor-kantor Bank Saudara di daerah,” kata Direktur Utama Bank Saudara Tbk (SDRA) Farid Rahman kepada Kompas, Jumat (18/3).
Bank Saudara mencatat laba bersih sebesar Rp 59,94 miliar, meningkat 68,16 persen dibandingkan laba bersih tahun 2009 yang mencapai Rp 35,65 miliar. Dari sisi efisiensi, biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) membaik, dari 85,35 persen pada 2009 menjadi 79,3 persen pada 2010.
Pada 2011, Bank Saudara mematok target untuk kinerjanya, di antaranya pencapaian aset sebesar Rp 5,02 triliun, ekuitas menjadi Rp 518,7 miliar, dan portofolio kredit menjadi Rp 3,68 triliun. Aksi korporasi yang akan dilakukan tahun ini adalah menerbitkan surat berharga dalam bentuk obligasi Bank Saudara Seri-1 sebesar Rp 250 miliar.
Secara umum, pertumbuhan kredit Bank Saudara tumbuh di atas rata-rata kredit perbankan di Indonesia. Pada 2010, kredit perbankan di Indonesia tumbuh 22,8 persen, dengan total kredit Rp 1.796 triliun. Pada 2011, diperkirakan kredit tumbuh 24 persen.
”Kami optimistis target itu dapat tercapai,” tambah Farid Rahman.
Data Bank Indonesia yang dipaparkan Suhaedi, Deputi Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, dalam seminar transparansi suku bunga dasar kredit di Surabaya, total kredit perbankan per Januari 2011 mencapai Rp 1.776,1 triliun.
”Kinerja sektor perbankan cukup stabil,” kata Suhaedi.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, pada Rabu lalu, disetujui pergantian direksi dan komisaris. Direktur Utama yang semula dijabat Farid Rahman, akan dijabat Madyantoro Purbo.
Farid Rahman akan menduduki kursi komisaris. Namun, pergantian jabatan secara resmi masih menunggu uji kepatutan dan kelayakan BI.
RUPST menyetujui penggunaan 3 persen dari laba Rp 59,94 miliar atau Rp 1,7 miliar untuk cadangan perseroan, 35 persen atau Rp 20,8 miliar dibagikan sebagai dividen dengan nilai Rp 9 per lembar saham, serta 62 persen atau Rp 37,3 miliar untuk laba ditahan perseroan.
No comments:
Post a Comment