Para perajin di sentra kerajinan keramik yang terpusat di Kelurahan Sedau, Singkawang Selatan, itu umumnya sudah tidak berproduksi lagi. Hari Selasa (1/3), para perajin tinggal memajang sisa keramik yang belum terjual.
Alan (40), pemilik sentra usaha keramik Dinamis mengatakan, penurunan produksi terus terjadi dalam empat tahun terakhir akibat sepinya permintaan. ”Jangankan untuk ekspor, untuk masuk ke pasar lokal Kalimantan saja sekarang sulit. Tak ada pilihan selain menghentikan produksi,” tuturnya.
Kerajinan keramik Singkawang umumnya berwujud tempayan, pot, dan berbagai suvenir. Kerajinan keramik Singkawang memiliki motif yang khas, didominasi naga. Harga kerajinan keramik Singkawang bervariasi, mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 3 juta per satuan.
Ketika permintaan masih bagus, selain diekspor, kerajinan keramik Singkawang juga dipasok ke Pontianak, Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, hingga ke Banjarmasin di Kalimantan Selatan. ”Sejak ekspor turun, kami berusaha menjaga pasar lokal. Namun, setiap kali kami menanyakan kepada pemilik galeri di beberapa kota di Kalimantan, mereka selalu menjawab bahwa sekarang sulit sekali menjual kerajinan keramik Singkawang,” papar Alan.
Alan menduga konsumen lebih menyukai produk China yang lebih halus. ”Kerajinan keramik Singkawang dibuat secara tradisional sehingga hasilnya berbeda dengan produksi China,” kata Alan.
Semoi (50), pemilik sentra kerajinan keramik Sinar Terang, mengaku sama sekali tidak memproduksi kerajinan keramik Singkawang sejak tiga bulan lalu.
”Walaupun permintaan sedikit, saya tetap berusaha memproduksi kerajinan keramik. Apalagi, ada empat karyawan yang sudah lama bekerja. Namun, belakangan bahan baku tanah yang bagus makin sulit diperoleh. Kalaupun ada, keramik mudah pecah,” ungkapnya
No comments:
Post a Comment