Sunday, March 27, 2011

Total E&P Indonesia Siapkan Dana 60 Triliun Untuk Dapat Konsesi Mengelola Blok Mahakan

Total dan Inpex, mitra lamanya yang mengeksploitasi Blok Mahakam sampai tahun 2017, akan menginvestasikan Rp 148 triliun. Total siap pacu produksi minyak dan gas di sana.

”Setelah tahun 2017, untuk mempertahankan produksi maksimum, maka diperlukan investasi tambahan sebesar Rp 60 triliun. Hal ini membutuhkan persiapan jangka panjang, teknologi terkini, pekerja yang terampil, juga finansial yang besar. Karena visi tersebut, kami sudah mengusulkan untuk bisa melanjutkan operasi setelah tahun 2017,” ujar Elisabeth Proust, General Manager Total E&P Indonesia, Sabtu (26/3).

Hal itu diutarakan Elisabeth saat peresmian lapangan gas dan kondensat Tunu tahap 11, 12, 13A, Peciko Tahap 6, serta fasilitas akomodasi Lapangan South Processing Unit (SPU) Tunu di SPU, Kutai Kartanegara. Proyek tersebut telah beroperasi sejak tahun 2009 dan 2010 dan berbiaya Rp 38 triliun. Instalasi-instalasi ini memungkinkan Total memproduksi gas alam pada tekanan rendah 1.900 juta standar kubik kaki per tahun (MMscfd), dari total produksi 2.500 MMscfd.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, kemarin, meresmikan fasilitas itu. Hadir pula di acara tersebut Kepala BP Migas Priyono, dan Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Evita Legowo, dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Farid Wadjdy.

Menuju berakhirnya kontrak pengelolaan Blok Mahakam enam tahun lagi, Pemprov Kaltim berminat pula memanfaatkan peluang investasi dengan menggandeng Pertamina. Salah satu peluang itu berupa 10 persen participating interest (PI). Blok Mahakam dimulai 30 tahun lalu.

Tentang harapan Kaltim ikut berinvestasi dan berpartisipasi di Blok Mahakam, Kementerian ESDM akan memfasilitasi, bernegosiasi dulu dengan Total. ”Kami juga akan mengedepankan Pertamina sebagai tangan pemerintah untuk menjadi partner Total. Sebab, mengelola Blok Mahakam ini memerlukan investasi besar, kesiapan SDM, dan teknologi,” katanya.

Evita menambahkan, sebelum bergabung dengan Total, harus ada pembicaraan business to business secepatnya oleh Pertamina. ”Sekarang bukan eranya asal ikut mengelola. Namun, harus siap pendanaan, siap orang, siap semuanya,” ujar Evita.

No comments:

Post a Comment